Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

10 Larangan Tampil Terpanjang Premier League (1)

By Verdi Hendrawan - Senin, 3 Maret 2014 | 23:27 WIB
Eric Cantona, saat menancarkan tendangan kung-fu. (The Richets)

Sanksi larangan bermain akibat sikap buruk di lapangan, kerap sekali terjadi di kompetisi sekelas Premier League. Hal ini merupakan sebuah kerugian besar baik bagi tim maupun bagi pemain sepak bola itu sendiri. Berikut 10 daftar larangan bermain terlama yang pernah diberikan FA kepada para pemain di Liga Inggris akibat sikap buruk di lapangan:

1. Eric Cantona (Manchester United) - 9 Bulan

Pada 25 Januari 1995, Cantona terlibat dalam sebuah insiden yang menjadi berita utama di seluruh dunia. Dalam pertandingan tandang Manchester United menghadapi Crystal Palace, Cantona diusir oleh wasit karena melakukan pelanggaran kepada bek Palace, Richard Shaw.

Saat ia sedang berjalan menuju lorong, Cantona tiba-tiba meluncurkan tendangan 'kung-fu' ke arah penonton yang merupakan fan Crystal Palace bernama Matthew Simmons. Seorang penggemar yang telah lari menuruni 11 baris tangga hanya untuk berteriak melecehkan Cantona. Simmons diduga telah menggunakan kata-kata kotor kepada Sang Raja Old Trafford itu,

Atas tindakan itu, Cantona ditangkap dan sempat dimasukkan ke sel penjara selama dua minggu. Setelah dilakukan sidang, Cantona dijatuhi hukuman kerja sosial selama 120 jam. Sesuai dengan keinginan FA, Cantona dijatuhi hukuman larangan tampil sebanyak empat bulan pada musim 1994-95, saat United masih dalam perburuan untuk meraih gelar ganda. Dia juga didenda sebesar 20 ribu pound.

FA pun kemudian meningkatkan larangan tampilnya menjadi sebanyak delapan bulan (sampai dengan 30 September 1995) dan denda lanjutan sebesar 10 ribu pound. Tidak berhenti di situ, FIFA pun ikut memberinya larangan bertanding di seluruh dunia, yang berarti bahwa Cantona tidak bisa lepas dari hukuman itu meski pun dirinya dijual ke klub di luar Inggris.

Desas desus mengenai kemungkinan Cantona akan meninggalkan sepak bola Inggris ketika larangan-Nya selesai pun berkembang. Namun, Manajer Alex Ferguson berhasil membujuknya untuk tetap tinggal dan menolak tawaran dari Internazionale.

Namun, setelah menandatangani kontrak barunya, Cantona tampak frustrasi dan pada tanggal 8 Agustus 1996, ia mengajukan permintaan agar kontrak dibatalkan, karena ia tidak ingin lagi ingin bermain sepak bola di Inggris. Permintaan itu pun ditolak dan dua hari kemudian, setelah pertemuan di Paris dengan Alex Ferguson, Cantona menyatakan bahwa ia akan tetap berada di klub.

Pada 2011, Cantona mengakui bahwa serangan terkenalnya pada pendukung Crystal Palace itu adalah 'perasaan yang hebat' dan momen yang tidak pernah terlupakan. Meski pun ia juga merasa bahwa itu adalah sebuah kesalahan besar yang pernah ia lakukan.

<--- Sebelumnya