Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Diskusi dengan wasit Jimmy Napitupulu

By Editor Eko Widodo - Rabu, 26 Februari 2014 | 14:17 WIB
Jimmy Napitupulu di BOLA. (Eko Widodo/BOLA)

Persepakbolaan Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas wasit. Bagaimanakah kualitas perwasitan di Indonesia? BOLA melakukan diskusi dengan wasit FIFA Indonesia, Jimmy Napitulu. Berikut petikan diskusinya secara LIVE dari kantor Redaksi BOLA di Palmerah Barat, Rabu (26/2).

"Saya senang bisa datang di acara diskusi ini. Banyak hal menarik yang bisa didiskusikan di forum ini. Sepak bola itu bisa berjalan dengan baik jika ada pengertian antara pemain, ofisial tim, dan juga wasit.

Banyak sekali yang masih belum memahami perkembangan peraturan. Dalam pertandingan, keputusan penalti itu adalah keputusan wasit. Jadi, kalau banding urusan penalti ke komisi disiplin, itu jelas salah. Sebab, urusan penalti adalah keputusan wasit di lapangan.

Bagaimanakah dengan kualitas wasit di Indonesia?
Kualitas wasit di Indonesia adalah standar FIFA. Wasit kita saat memimpin di luar negeri sampai tahun 2010 diakui kualitasnya. Setelah itu, sampai sekarang kita belum lagi memiliki wasit yang bertugas memimpin laga di luar negeri.

Bagaimanakah jika wasit berbuat salah?
Sebaiknya kita panggil. Lalu didiskusikan. Namun, pemain sekarang tidak boleh sembarangan sekarang melakukan 'penyerangan' ke wasit. PSSI sangat tegas sekarang jika ada upaya menyerang wasit.

Bagaimanakah dengan standar pendidikan wasit?
Standar wasit adalah Strata 1. Ada 80%. Wasit-wasit kita juga berlatar belakang tentara dan polisi. Mereka punya kualitas dan nyali besar. Yang bergelar sarjana hukum juga banyak. Ada juga S2.

Jadi, cara berfikir mereka sangat jelas. Berbeda dengan dulu. Wasit zaman dulu memang era dari kalangan rendahan. Sehingga sempat wasit dipandang sebelah mata.

Apakah ada standar penentuan penugasan seorang wasit sepak bola?
Komite Wasit tidak sampai sejauh itu menugaskan wasit apakah seseorang punya kecintaan pada tim tertentu. Yang pasti wasit kebanyakan adalah pesepak bola. Mereka tidak kami investigasi punya kesukaan pada sebuah tim tertentu.

Kita selalu perhatikan track record terhadap sebuah tim. Misalnya ada seorang wasit yang punya catatan wasit sama Persib, sebab sering menimbulkan masalah. Jadi, kita menggunakan data itu untuk memimpin pertandingan. Saya mencegahnya untuk membuat suasana yang enak.

Apakah ada rating wasit oleh Komite Wasit?
Dari jumlah pertandingan dan kualitas dia memimpin di laga itu. Wasit juga diminta jujur saat mau ditugasi. Jika memang merasa sakit, kami meminta supaya ia berterus terang. Termasuk ketika ia takut memimpin sebuah pertandingan.

Seberapa boleh wasit disentuh?
Gak ada standar tentang hal itu. Kalau mendorong/menyentuh berjamaah, kita harus memutuskan untuk memberikan peringatan/hukuman kepada pemain yang paling dominan. Makanya, wasit harus berkonsentrasi penuh.

Bagamana dengan wacana wasit asing?
Untuk partai-partai penting, kita bertukar wasit dengan negara di Asia Tenggara. Namun, kalau wasit-wasit kita masih bisa mengatasi, apa gunanya? Nanti kalau perlu wasit asing akan kita usahakan. Negara yang kita minati wasitnya dari Thailand, Korsel, dan Australia. Tapi sekali, kalau krusial saja.

Bagaimanakah dengan teknik wait and see?
Sering terlihat seorang asisten wasit seolah-olah terlambat mengangkat bendera. Terlambatkah dia? Tidak. Sebab, FIFA menginstruksikan kepada wasit dan asisten wasit untuk wait and see sebelum mengambil keputusan. Lihat dulu arah bola dan penguasaan pemain.

Bagian badan mana yang tidak dikenakan hukuman off side?
Hanya tangan yang tidak akan dikenai hukuman off side. Sebab, tidak mungkin seorang pemain mencetak gol dengan tangan.