Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Magnet utama duel Galatasaray kontra Chelsea di babak 16 besar Liga Champion (26/2) ialah reuni pelatih Blues, Jose Mourinho, dengan mantan anak didiknya, Didier Drogba serta Wesley Sneijder, di kubu lawan. Bukan berarti tak ada bumbu menarik lain dalam duel itu.
Daya tarik lain yang dimaksud mengacu pada relasi antara kedua peracik taktik, Mourinho dan bos Galatasaray, Roberto Mancini. The Only One ialah sosok pilihan pengganti Mancini, yang dipecat Internazionale pada 2008.
Mou kemudian membawa Inter mencapai puncak kejayaan berkat raihan trigelar historis 2009/10 (Liga Champion, Liga Italia, Piala Italia). Mancini pun memanaskan duel nanti dengan komentar berikut kepada London Evening Standard.
"Mourinho memenangi Liga Champion karena dia mengambil alih tim hebat, tim yang saya bangun. Ketika tiba di Inter, mereka memainkan sepak bola yang buruk dan kami mengubahnya," ujar pelatih Inter pada 2004-2008 itu.
Kejengkelan Mancio barangkali ada hubungannya dengan fakta bahwa ia tak pernah menang melawan Mourinho. Dalam empat pertemuan, Mou mencatat dua kemenangan dan dua kali seri.
Hasil-hasil itu terjadi saat ia melatih Real Madrid (2012/13; skor 1-1, 3-2) dan Porto (2002/03; 0-0, 4-1), sedangkan Mancini di Manchester City dan Lazio. Bisa disimpulkan bahwa sang Italiano mengincar kemenangan perdana atas Mourinho saat Gala menjamu Chelsea nanti.