Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fighting Spirit Jangan Disimpan di Bawah Bantal

By Editor Eko Widodo - Selasa, 25 Februari 2014 | 17:35 WIB
Jonatan Christie, perlu dilecut semangatnya. (PP PBSI)

habisan di tengah lapangan.

Pada kejuaraan khusus pemain U-19 itu, untuk nomor beregu campuran, Tim Merah-Putih hanya lolos sampai babak delapan besar. Di nomor perseorangan, hanya sekeping medali perunggu yang diraih lewat ganda campuran Muhammad Rian Ardianto/Zakia Ulfa.

Selebihnya, para pemain Indonesia gagal tampil optimal. Harapan besar pada tunggal putra, Jonatan Christie, yang diunggulkan di posisi kedua, juga tak bersinar cerah. Pemain binaan klub Tangkas-Specs itu terhenti di babak delapan besar.

Begitu pula di ganda putra. Asa kepada Muhammad Rian Ardianto/Clinton Hendrik Kudamassa gagal terwujud. Duet PB Jaya Raya itu terhenti di perempat final.

Menurut manajer tim Lius Pongoh, kegagalan para pemain masa depan Indonesia tersebut bukan karena masalah teknis dan fisik, tetapi lebih berat ke persoalan nonteknis.

“Pemain-pemain junior kita sepertinya tidak punya daya juang. Semakin ke sini, fighting spirit generasi kita semakin menurun. Bukan berarti saya memuji pemain-pemain di zaman saya dulu, tetapi memang kenyataan yang dulu punya daya juang jauh lebih kuat,” ucap Lius.

Si Bola Karet ini tidak hanya asal bicara. Dia memberikan deskripsi bagaimana pemain seharusnya bertarung di tengah lapangan dengan nyali besar.

“Lihat Kanta Tsuneyama (Jepang). Pukulannya biasa saja, tetapi fighting spirit-nya luar biasa. Kalau melihat pemain Jepang, Korea, atau Cina, mereka punya semangat yang tinggi. Kenapa kita tidak bisa seperti itu?” ujar Lius.

“Dari segi teknik, Indonesia jelas lebih unggul. Akan tetapi, percuma teknik bagus kalau semangatnya tidak ada. Kalau bisa, dua-duanya ada, semangat kuat, teknik bagus,” kata Lius.

Sebagai bahan perbaikan di masa mendatang, semuanya diserahkan ke sang atlet. PBSI hanya memfasilitasi. “Pemain junior bukan cuma ada di pelatnas, sebagian besar dari klub. Jadi, sebaiknya pembinaan di klub juga sudah intensif. Hal ini pekerjaan rumah kita semua, bukan cuma PBSI dan klub, tetapi semua pihak,” tuturnya.

Sumber: Harian BOLA; Penulis: Broto Happy W.