Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
0, Rabu (19/2) di stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Sukses ini juga menjadi hadiah indah bagi debut Rudy Keeltjes mendampingi PSM dari tepi lapangan. “Benar, hasil ini menyenangkan bagi saya, tapi secara permainan belum memuaskan. Karena saya masih melihat beberapa celah yang belum tertutupi,” kata Rudy.
Namun, eks pemain NIAC Mitra dan Persebaya ini mengakui jika permainan timnya sudah membaik dibandingkan tiga pertandingan sebelumnya. “Di pertandingan sebelumnya, kelemahan tim ini terletak pada pertahanan. Terlepas dari kualitas lawan yang masih di bawah kita, koordinasi di belakang, antisipasi serta kemampuan membaca serangan lawan sudah menunjukkan perkembangan,” terangnya.
Pemain belakang PSM, Ardan Aras mengakui, banyak perubahan yang terjadi sejak tim ini dikendalikan Rudy. “Pelatih memberikan penekanan pada kecintaan pemain akan profesi dan timnya. Hal ini yang membangkitkan kami, begitu juga cara dia melatih, mudah kami pahami,” tuturnya.
Wajar jika pemain merasa lebih mudah mencerna instruksi Rudy ketimbang pelatih sebelumnya Jorg Peter Steinebrunner. Pasalnya, pemain sulit memahami perintah Jorg karena pelatih asal Jerman itu tak fasih berbahasa Indonesia.
Sementara itu, pelatih Persiba Sajuri Syahid mengakui timnya kalah kelas dibanding PSM. “PSM tim matang, mereka memiliki sejumlah pemain bagus di setiap posisinya. Sementara kami mengandalkan potensi lokal yang minim pengalaman,” jelasnya.