Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mulai Dari Dirampok Sampai Solidaritas Suporter

By Editor Eko Widodo - Kamis, 13 Februari 2014 | 16:25 WIB
Ilustrasi: bobotoh pernah dikerjai. (Gatot Susetyo)

Pengalaman seru ke luar kandang diceritakan Nurcahyo Lukman, bobotoh kelahiran Garut, saat ditemui di Kediri sebelum laga Persik kontra Persib. Ia dan beberapa rekannya kerap melakukan perjalanan ke luar Bandung buat men­dukung Tim Pangeran Biru.

“Tahun lalu kami berempat nyaris mati saat tur ke Palembang. Berbekal uang Rp 1,4 juta, kami dikerjai orang travel saat masuk Rajabasa. Kami ingin diantar ke stasiun karena ingin ke Palembang naik kereta. Ternyata kami dibawa ke rumah salah satu kru travel itu,” ujar Nurcahyo.

“Uang, ponsel, dan dompet kami dirampas. Kami diancam mau dibunuh jika melawan. Akhirnya kami lari lewat pintu belakang setelah mengelabui penjahat itu dengan alasan mau kencing,” katanya.

Saat tur Kediri, mereka hanya berbekal uang saku pas-pasan. Hampir sepekan mereka meninggalkan rumah untuk mendukung Persib berlaga di Jepara dan Kediri.

“Saya bawa uang Rp200 ribu. Di Jepara sudah habis karena untuk kebutuhan berenam. Jadi, di Kediri kantong kami kosong, tapi biasanya ada solidaritas dari teman-teman suporter setempat yang membantu. Hal itu yang bisa memperpanjang hidup kami. Soal transportasi, kami membonceng truk yang satu jurusan,” tutur Oki.

Pengorbanan Oki dkk. impas bila Persib mendapat poin. “Kami senang Persib bermain seri di Jepara. Kami berdoa Persib menang di Kediri sehingga rasa lelah kami terobati,” ujarnya. (yos/tot/buk)

Sumber: Harian BOLA; Penulis: Ario Yosia, Gatot Susetyo, Budi Kresnadi