Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Atep Tak Merasa Terpinggirkan

By Fajar Mutaqin Ahmad - Rabu, 5 Februari 2014 | 13:00 WIB
Atep, banyak belajar dari Firman Utina. (Rizal Syahisa/BOLA)

Atep adalah produk Persib,  tetapi musim lalu fakta tersebut tak menjamin ia selalu mendapat kesempatan tampil sebagai starter.

Musim ini, Atep didaulat sebagai kapten tim. Apa komentar gelandang berusia 28 tahun itu mengenai peluang musim ini di Maung Bandung? Berikut wawancara kontributor Harian BOLA, Budi Kresnadi, dengan Atep.

Bagaimana kondisi Persib sekarang?
Kondisi tim bagus. Masa persiapan yang cukup panjang ditambah serangkaian uji coba telah mematangkan kolektivitas Persib. Tim ini juga memiliki karakter permainan yang jelas.

Bagaimana materi pemain Persib musim ini?
Dengan banyaknya pemain bintang, materi pemain Persib tak perlu diragukan lagi. Mungkin kami hanya kekurangan striker yang menjadi target man, kehadiran Djibril Coulibaly mudah- mudahan menjadi solusi di lini depan.

Musim lalu Anda kerap duduk di bangku cadangan. Musim ini tampaknya tak akan berubah.
Bagi saya, tak menjadi masalah bila jarang dimainkan. Yang penting tim bisa menang. Hal ini justru mendorong saya supaya melalukan introspeksi dan berlatih lebih keras untuk meningkatkan kemampuan.

Bagaimana perasaan Anda ditunjuk sebagai kapten padahal jarang dimainkan?
Biasa saja, karena keputusan soal main atau tidak berada di tangan pelatih. Lagipula, kalau saya tidak main, ada Firman Utina yang menjadi kapten tim.

Tidak merasa terpinggirkan?
Tidak sama sekali. Saya sangat respek dengan Firman, senior saya di timnas. Firman sangat pantas menjadi kaptenkarena dia juga pernah menjabat kapten timnas. Terus terang, saya banyak belajar darinya.

Bagaimana soal krisis pemain lokal di tim dan yang selama ini menjadi cadangan?
Memang sangat disayang kan mengapa kondisinya bisa seperti ini. Padahal, di Jabar banyak sekali pemain potensial. Tapi bisa dimengerti mengapa Persib selalu mencari pemain bintang. Tuntutan terhadap Persib sangat besar, yaitu harus jadi juara.

Apa yang harus dilakukan klub?
Berani memberikan kesempatan kepada pemain muda binaan sendiri meski terbatas. Arema saja bisa melakukan ini, mengapa Persib tidak?

Bagaimana jika pemain muda di Persib sekarang jarang dimainkan?
Mental mereka bisa jatuh. Pemain muda butuh merasakan atmosfer kompetisi untuk mematang kan permainan dan mental.