Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Panasnya derbi Genoa vs Sampdoria sudah mulai terasa sebelum laga dipentaskan. Awalnya, duel bakal digelar pada Ahad siang. Namun, laga akhirnya digeser ke Senin (3/2) malam karena fan mengancam akan memboikot.
“Derbi adalah pertandingan besar. Mentalitas para pemain akan jadi penentu. Saat datang ke Roma, saya langsung menyadari duel derbi adalah partai terpenting di liga. Namun, buat saya hal ini adalah mentalitas tim provinciale. Sebagai pelatih, saya memilih kalah di derbi, tapi menang di seluruh partai lainnya,” kata Miha seperti dilansir Il Secolo XIX.
Pria Serbia itu kaya pengalaman di partai derbi saat masih aktif bermain. Ia pernah tampil di derbi ibu kota Italia saat memperkuat Roma dan Lazio, kemudian derby della Lanterna bersama Sampdoria, dan yang terbaru adalah derbi Milano bersama Inter. Belum menyebut derbi di Serbia antara timnya, Red Star Belgrade, melawan Partizan.
“Saya memahami harapan fan tentang betapa istimewanya derbi dan betapa berartinya laga tersebut buat mereka. Di Roma, aura derbi berawal tiga bulan sebelum laga dan berakhir tiga bulan setalah duel. Di Milano, hanya tiga hari sebelum pertandingan dan tiga laga sesudahnya. Di Genoa, aura derbi berjalan sepanjang tahun. Jadi, saya sangat paham pentingnya menang di laga ini,” ujar Miha.
Pola pikir yang dimiliki Sampdoria jelas dipunyai juga oleh kubu Genoa. Apalagi, kali ini I Grifoni yang berstatus sebagai tuan rumah di Luigi Ferraris. Tentu pasukan Gasperni tak ingin malu di hadapan pendukungnya sendiri.
“Derbi adalah laga penting. Saya tahu krusialnya duel ini dan ingin memberikan tiga poin untuk fan dan demi menapaki klasemen,” kata bek anyar Nicolas Burdisso kepada Pianeta Genoa 1893.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Anggun Pratama