Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 melanjutkan program homeschooling atau sekolah rumah. Sebelumnya, para pemain yang masih duduk di bangku SMA sudah mengikuti program itu di pelatnas tahap pertama di Batu, Malang. Program ditangani Sekolah Rumah Kak Seto.
Selama menjalani pelatnas di Yogyakarta, program itu berlanjut. Kegiatan belajar dan mengajar pemain kembali ditangani Sekolah Rumah Kak Seto.
“Kegiatan sekolah rumah mulai dilaksanakan pada Selasa besok. Rencananya, kegiatan belajar dan mengajar ini dilakukan dua kali dalam sepekan, Selasa dan Jumat,” kata Guntur Cahyo Utomo, pelatih mental timnas U-19.
“Program dikhususkan bagi pemain yang masih duduk di bangku sekolah. Semua mata pelajaran (mapel) akan diajarkan. Penekanannya pada mapel untuk Ujian Nasional (UN),” tambahnya.
Menurut Guntur sebagian pemain masih duduk di bangku SMA. Hanya beberapa yang sudah lulus sehingga tidak perlu mengikuti sekolah rumah. Meski demikian, mereka tetap mengikuti program pelatihan Bahasa Inggris.
“Bagi yang duduk di kelas tiga, mereka juga disiapkan menghadapi UN. Saat UN, pemain yang sudah kelas tiga akan mengikutinya di sekolah masing-masing. Mereka diizinkan meninggalkan pelatnas. Untuk kelas Bahasa Inggris, semua pemain tanpa terkecuali harus mengikutinya. Kelas ini juga diadakan dua kali dalam sepekan, yaitu Senin dan Kamis,” jelasnya.
Guntur menjelaskan latihan keras timnas U-19 harus diimbangi dengan prestasi akademik para pemain. Menurutnya jajaran pelatih tak ingin pendidikan formal pemain hanya sampai SMA. Bahkan mereka diharapkan meneruskan kuliah meski tak meninggalkan sepak bola.
“Prestasi di sepak bola harus berimbang dengan prestasi akademik. Kami memang punya kewajiban memberi pendidikan kepada atlet. Dan itu dikuatkan dalam Undang-undang. Apalagi PSSI sudah menyediakan beasiswa bagi pemain. Kami berharap pemain memiliki prestasi akademik yang membanggakan,” tambah Guntur.