Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tugas dan tanggung jawab semua komponen di tubuh Arema Cronus Indonesia musim ini sangat berat. Karena ada dua agenda kompetisi LSI dan Piala AFC yang menguras energi baik fisik maupun psikis.
Pelatih harus pintar mengatur ritme biologis pemain agar mereka tak kelelahan untuk tampil di dua ajang tersebut. Karena keseimbangan tim harus tetap terjaga. Apalagi manajemen Arema Indonesia mencanangkan wajib meraih target tertinggi pada semua event yang mereka ikuti.
Para pemain juga harus pandai dan disiplin mengatur jadwal pribadi, antara latihan, bertanding, dan istirahat agar selalu prima di lapangan.
“Agar keseimbangan tim tetap konsisten, kami harus merotasi pemain sesuai kebutuhan tim dan melihat lawan yang akan dihadapi. Kami punya tim pelatih dan asisten fisik yang mencatat data kebugaran tiap pemain. Kami tak mungkin memforsir satu pemain untuk terus tampil di semua laga Arema. Saya tahu mereka bukan robot,” tutur Suharno, pelatih Arema Cronus.
Jika tak merotasi pemain, lanjut Suharno, tim Arema juga yang akan merugi sendiri. Karena pemain pasti dihinggapi kejenuhan dan kelelahan akut.
“Jika kejenuhan mendera pemain, mereka tak bisa bertanding maksimal di lapangan. Bila fisik mereka kelelahan, otak pun akan sulit untuk bekerja sama. Artinya, otak menyuruh otot bekerja, tapi otot pemain sudah maksimal. Ini malah bisa mengurangi perfomana tim secara keseluruhan,” ujar Suharno.
Pelatih asal Klaten, Jateng ini bersyukur Arema Cronus memiliki stok pemain cukup di semua lini. Minimal satu posisi diisi dua hingga tiga pemain yang siap pakai.
“Bahkan saya punya pemain yang bisa bermain di dua sampai tiga posisi berbeda. Ini yang menguntungkan Arema Cronus di kompetisi nanti. Misalnya, Thierry Gatuessi. Dia bisa berperan sebagai bek kiri, kanan, maupun bek tengah. Saya bisa memainkan sesuai kebutuhan tim,” paparnya.
(Gatot Susetyo)