Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 yang saat ini tengah menjalani pelatnas. Perguruan tinggi negeri di Yogyakarta ini melangkah lebih jauh dengan menyediakan beasiswa strata satu (S-1) bagi semua pemain. Mereka tidak perlu lagi mengikuti ujian masuk untuk kuliah di UNY.
Menurut Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin kemudahan bagi pemain untuk kuliah ini agar mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi. Pasalnya banyak pemain yang hanya lulus SMP atau SMA. Setelah pensiun, mereka pun mengalami kesulitan dalam hidupnya.
“PSSI sudah memikirkan masa depan pemain timnas U-19. Jangan sampai mereka seperti para seniornya yang sudah selesai bermain sepak bola, mereka tak punya apa-apa lagi karena tak kuliah. Padahal, mereka sudah berjuang untuk negara melalui sepak bola,” kata Djohar. Pengumuman dari Djohar langsung disambut meriah para pemain. Mereka pun bertepuk tangan dengan pemberian fasilitas itu.
Menurut Djohar, pendidikan formal sampai ke jenjang perguruan tinggi dari para pemain perlu diperhatikan. Ini tidak terlepas dari pelatnas jangka panjang Garuda Muda. Mereka akan dipertahankan sebagai satu tim sampai 2017. Saat itu, Ravi Murdianto dkk berlaga di SEA Games 2017.
“Setelah SEA Games 2017, mereka bisa kembali ke klubnya. Jadi, pendidikan mereka harus diperhatikan. Kuliah di swasta saja, saya sudah merasa senang apalagi, mereka ternyata bisa diterima UNY tanpa tes. Atas nama PSSI, saya juga berterima kasih kepada UNY yang memberikan fasilitas luar biasa bagi timnas, termasukan lapangan yang tak perlu membayar,” ujar Djohar.
Sementara, Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. mengungkapkan pihaknya menerima mahasiswa yang memiliki prestasi tinggi di bidangnya. Para pemain timnas U-19 telah membuktikan dengan meraih prestasi di tingkat internasional.
“Jadi, tanpa perlu berpikir panjang lebar, saya langsung menyatakan mereka bisa masuk tanpa tes. UNY membutuhkan mahasiswa yang memiliki potensi bagus seperti mereka. Kami juga menyediakan beasiswa bagi pemain. Mereka akan bebas uang kuliah dan mendapat uang saku Rp600 ribu setiap bulan,” ujar Rochmat.
Menurutnya bantuan ini merupakan bentuk sinergi antara UNY dan PSSI dalam mengawal pemain timnas yang merupakan pejuang negara. “Kami akan mengembangkan sistem di mana pemain bisa kuliah dari jarak jauh. Mereka juga bebas memilih program studi,” tuturnya.