Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 memang sebuah fenomena. Prestasi menjadi juara Piala AFF U-19 yang berlanjut dengan keberhasilan lolos dari kualifikasi Piala AFC U-19 mengantarkan para pemain sebagai selebritas anyar.
Padahal saat menjalani pelatnas di Yogyakata sebagai persiapan di Piala AFF U-19, mereka seperti tak dikenal. Padahal, sebagian besar pemain bersama pelatih Indra Sjafri sudah pernah mengukir prestasi dengan menjadi juara di turnamen U-16 dan U-17 di Hongkong.
Tak ada yang menonton latihan mereka kecuali keluarga pemain yang kebetulan tinggal di Yogyakarta. Saat berjalan dari hotel menuju lapangan dan sebaliknya, mereka tak pernah dikejar-kejar penggemar.
Namun semua berubah total saat Evan Dimas dkk menjadi juara Piala AFF U-19. Mereka selalu dikerubuti penggemar. Dan, hampir semua media langsung mencari info siapa itu Evan Dimas, Ravi Murdianto, Yabes Roni Malaifani sampai Maldini Pali sampai Muchlis Hadi Ning. Kisahnya kian menarik karena mereka rata-rata berasal dari keluarga tak punya.
Kisah penuh inspiratif ini yang menjadi dasar munculnya buku biografi pelatih, Indra Sjafri, Menolak Menyerah karya FX Rudy Gunawan. Sedangkan Official Story Timnas U-19, Semangat Membatu merupakan karya Rudy bersama Guntur Cahyo Utomo, pelatih mental timnas U-19.
“Sepak bola itu seperti sebuah momentum. Saat sepak bola terburuk dan banyak cerita negatif tapi masyarakat masih percaya sepak bola nasional bisa berubah. Kecintaan terhadap bangsa masih kuat melalui sepak bola,” kata Rudy.
Pelatih Indra pun tak memperkirakan bakal mendapat apresiasi yang menurutnya luar biasa. Padahal, mantan pelatih PSP Padang ini merasa dirinya belum memberi kontribusi bagi sepak bola nasional.
“Kami tak menduga mendapat apresiasi meski belum berbuat banyak bagi Indonesia. Tapi saudara Rudy memang mengikuti perjalanan timnas U-19,” kata Indra.
(Gonang Susatyo)