Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Dunia 2022 Mengancam Liga-Liga di Eropa

By Jaka Sutisna - Rabu, 8 Januari 2014 | 21:20 WIB
Jerome Valcke (Getty Images)

negara Eropa yang meminta Piala Dunia 2022 di Qatar digelar pada musim panas (Juni-Juli). Keputusan telah dibuat dan Valcke mengkonfirmasi Piala Dunia 2022 dihelat pada musim dingin (November-Januari).

Penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 telah menimbulkan polemik. Pangkal persoalan adalah terkait waktu penyelenggaraan turnamen.

Sejumlah pihak ingin Piala Dunia tetap digelar pada musim panas, sedangkan FIFA mau pada musim dingin.

Alasan FIFA menggelar Piala Dunia pada musim dingin karena suhu udara di Timur Tengah pada musim panas akan sangat tinggi dan terlalu berbahaya untuk keselamatan semua orang yang terlibat.

Untuk itu FIFA mengambil keputusan menghelat Piala Dunia pada musim dingin sebab ketika itu suhu udara di Qatar sangat bersahabat.

Tak ayal, keputusan itu menimbulkan protes keras dari negara-negara Eropa karena akan mengganggu kelangsungan kompetisi di Benua Biru.

Namun, Sekjen FIFA, Jorome Valcke, telah mengkonfirmasi untuk tetap mementaskan Piala Dunia 2022 pada musim dingin.

"Tanggal untuk Piala Dunia di Qatar tidak akan pada Juni-Juli. Jujur saja, saya pikir Piala Dunia akan diadakan antara 15 November-15 Januari," ujar Valcke.

"Jika Anda bermain antara 15 November dan akhir Desember, itulah saat di mana kondisi cuaca ideal karena Anda akan bermain dalam suhu setara dengan musim semi yang hangat di Eropa, rata-rata 25 derajat. Itu akan menjadi sempurna untuk bermain sepak bola," tutur Valcke.