Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Simon Santoso kembali gagal memenuhi target yang ditetapkan PBSI di dua turnamen awal 2014. Hasil tersebut membuat pebulutangkis kelahiran Tegal, 29 Juli 1985 ini terancam harus angkat koper dari Pelatnas Cipayung.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Rexy Mainaky telah menetapkan target untuk Simon Santoso di Korea Open Super Series dan Malaysia Open Super Series Premier. Target Simon adalah mencapai semifinal setidaknya di salah satu dari dua turnamen tersebut.
Sayangnya Simon langsung gagal di babak pertama Korea Open usai dikalahkan Chen Long 11-21, 12-21. Selasa (14/1), Simon kembali tidak mampu memenuhi target karena langsung tersingkir di babak kualifikasi Malaysia Open usai ditundukkan Gao Huan 21-14, 22-24, 19-21.
"Saya harus berkomitmen dengan omongan saya. Untuk pemain sekelas Simon dengan usia yang sudah tidak muda lagi, kalau hanya bisa bersaing di tingkat challenge atau grand prix ya lebih baik kami fokus ke pemain yang usianya masih muda dan punya potensi," kata Rexy kepada badmintonindonesia.org.
"Sekembalinya Simon ke Jakarta, kami akan duduk bersama dan berbicara dengan dia untuk memberitahukan hal ini, bahwa apa yang kami harapkan tidak tercapai," ujar mantan pemain ganda putra terbaik dunia ini.
Simon sendiri mengaku sudah berusaha maksimal di kedua turnamen tersebut agar dapat memenuhi target yang ditetapkan PBSI. Sekarang Simon mengaku siap menerima segala konsekuensi atas kegagalannya tersebut.
"Saya sudah berusaha maksimal di dua turnamen ini (Korea Open dan Malaysia Open) untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan. Tetapi hasilnya seperti ini, saya belum berhasil memenuhi target," kata Simon.
"Saya menyerahkan semuanya kepada PBSI. Apapun itu, saya akan tetap menghormati keputusan PBSI," tambahnya.