Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Timnas Bajak Pemain

By Suryo Wahono - Jumat, 13 Desember 2013 | 17:28 WIB
Sinyo Alinadoe (kiri), pelatih timnas Kualifikasi Piala Dunia 1986. (Dok.BOLA)

Pembentukan tiga tim nasional oleh PSSI bukan tidak menuai konflik. Timnas Galatama yang ditunjuk untuk berlaga di kasta elite Kualifikasi Piala Dunia Meksiko 1986, menimbulkan kecemburuan bagi timnas Perserikatan yang bertanding di turnamen kelas Asia Tenggara. Suasana panas itu ditambah dengan keputusan arsitek timnas Galatama, Sinyo Aliandoe, yang ingin membajak pemain dari timnas Perserikatan.

Sinyo Aliandoe sang arsitek timnas Galatama membuat suasana semakin tak keruan. Ia "mencuri" pemain dari Perserikatan, Adolf Kabo, dan beberapa pemain timnas Garuda (U-23) untuk memperkuat timnas Galatama yang akan berlaga pada Kualifikasi Piala Dunia Meksiko 1986.

Sinyo saat itu sangat membutuhkan sosok Kabo untuk menemani Bambang Nurdiyansyah dan Dede Sulaiman di lini depan.
Skema 4-3-3 yang diusung Sinyo akan tampak lebih mumpuni jika Kabo turut memperkuat timnas besutannya.

Hanya, Kabo memilih masuk skuat timnas Perserikatan yang berlaga di Pesta Sukan I yang berjalan beriringan dengan kualifikasi.

Kualifikasi Piala Dunia mulai digelar Maret hingga Juli 1985. Sinyo membangun tim yang solid di fase awal penyisihan menuju putaran final.

Hermasyah, kiper timnas Garuda direkut untuk melapisi peran Donny Latuperissa. Sementara di garis pertahanan, Sinyo memercayakan Ristomoyo, Aun Harhara, Syafrudin Fabanyo, Tonggo Tambunan, Warta Kusuma, dan seorang punggawa timnas Garuda, Marzuki Nyak Mad.

Sementara di lini tengah, Herry Kiswanto masih dipercaya menjadi jenderal bersama Dudung Abdullah, Rully Nere, Zulkarnaen Lubis, Ferrel Hattu, Elly Idris, dan Yusuf Bachtiar.

Di depan, Dede Sulaiman ditemani Bambang Nurdiansyah, sementara Wahyo Tanoto dan Sain Irmiz menjadi pelapisnya. Sain Irmiz yang juga punggawa timnas Garuda menjadi pilihan terakhir Sinyo karena gagal mendatangkan Kabo.

Kegagalan menggaet Kabo membuat Sinyo mengubah taktik skuatnya. Pola 4-2-2 dirasa paling cocok melihat kedalaman skuat yang dimiliki pelatih kelahiran Flores ini.

Di sisi lain Sinyo juga melakukan terobosan dengan  memberi kesempatan lebih kepada sejumlah pemain muda dari timnas Garuda menjadi bagian dari skuat inti.

Indonesia pun tampil sebagai juara grup di ronde pertama kualifikasi. Thailand, India, dan Bangladesh menjadi lawan Indonesia di Grup 3B AFC Zona B. Pada Maret 1985, pertandingan pertama grup melawan Thailand bisa dituntaskan sempurna lewat gol tunggal Dede Sulaiman pada menit ke-84.

Melawan Bangladesh tiga hari berselang, Indonesia unggul 2-0 melalui gol Bambang Nurdiansyah dari titik putih pada menit ke-48. Dede Sulaiman menyumbang gol kedua 10 menit berikutnya.

Menghadapi India pada pertandingan ketiga grup, Indonesia mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal 0-1. Pada babak kedua, dua gol Bambang Nurdiansyah pada menit 42 dan 49 menambah raihan sempurna timnas dengan tiga kemenangan beruntun.

Leg kedua grup juga dilalui dengan manis oleh punggawa Sinyo. Gol tunggal tendangan keras Herry Kiswanto menenggelamkan Thailand. Meski kalah dengan Bangladesh 1-2 dan imbang melawan India 1-1, tak membuat Indonesia tergeser dari posisi puncak Grup 3B. Di ronde selanjutnya lawan berat Korea Selatan sudah menanti.

(Artikel ini direproduksi dari Mingguan BOLA)


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P