Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persik bisa terancama tak ikut kompetisi LSI musim depan. Pembatalan Stadion Brawijaya Kediri sebagai tempat penyelenggaraan penyisihan Grup A Piala Gubernur Jatim karena lampu penerangan yang kurang memadai bisa jadi sinyal merah bagi manajemen Persik.
Jika Walikota Kediri Samsul Ashar tak menepati janjinya untuk memasang lampu baru yang putus sebelum kick-off LSI nanti bisa memaksa PT Liga Indonesia juga membatalkan keikutsertaan Persik sebaagi kontestan.
“Panpel Piala Gubernur yang tingkatnya regional saja berani membatalkan Persik sebagai tuan rumah. Apalagi PT LI yang levelnya nasional dan lebih profesional. Ini pelajaran bagi manajemen dan Pemkot Kediri agar tak main-main dengan fasilitas infrastruktur Stadion Brawijaya.
PT LI punya hak untuk mencoret Persik sebagai peserta LSI,” tutur Purwanto, pengelola stadion yang juga menjabat tim evaluasi wasit LSI.
Panpel Piala Gubernur menganulir Persik sebagai tuan rumah karena ada 29 lux lampu Stadion Brawijaya yang putus. Kondisi ini, menurut TV partner ajang ini cahaya lampu kurang bagus untuk siaran langsung.
“Jelas kalau kurang terang akan mempengaruhi kualitas siaran langsung di televisi. Wartawan foto juga tak bisa dapat gambar bagus bila cahaya kurang. Saya tak terlibat di manajemen, tapi sebagai warga Kediri akan ikut kecewa bila Persik didiskualifikasi oleh PT LI,” kata Purwanto.
Walikota Samsul Ashar memang berjanji akan mengganti lampu yang padam lewat dana PAK Pemkot Kediri yang sudah tersedia sekitar Rp 600 jutaan. Tapi melihat jumlah lampu putus, kemungkinan dibutuhkan dana lebih besar lagi.