Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Pebulu tangkis ganda Indonesia, Ricky Karanda Suwardi, punya ambisi baru setelah didegradasi dari pelatnas, Cipayung, Jakarta pada awal 2019.
Ricky melanjutkan kariernya sebagai pemain profesional pada nomor ganda putra dan ganda campuran.
Pada nomor ganda putra, Ricky kembali bertandem dengan partner lamanya saat di pelatnas, Angga Pratama. Angga juga awal 2019 ini masuk dalam daftar pemain yang dikembalikan ke klub.
Sementara itu, Pia Zebadiah Bernadet menjadi duet barunya di nomor ganda campuran.
"Ke depan, saya bermain profesional. Saya akan latihan di Jaya Raya bersama Angga dan Pia yang juga berasal dari klub tersebut. Kalau saya kembali ke Mutiara, kurang sparring-nya," kata Ricky ditemui JUARA di Hotel Intercontinental, Bandung, Minggu (17/2/2019).
"Kalau di Jaya Raya, otomatis banyak yang senior. Ada Hendra (Setiawan) juga disana latihan. Jadi, kami bisa latihan bersama," ucap Ricky.
Namun, Ricky belum menjalani latihan karena baru saja melepas masa lajang pada 9 Februari dengan Rindy Puspa Ningrum. Setelah menikah, Ricky langsung menyiapkan diri tampil pada Djarum Superliga Badminton 2019 bersama tim Berkat Abadi.
Baca Juga : Farewell Debby Susanto Digelar Sebelum Final Djarum Superliga Badminton 2019
"Belum mulai latihan karena saya baru resepsi pernikahan. Jadi, belum fokus latihan. Saya baru latihan karena ada liga sehingga honeymoon ditunda dulu ha-ha-ha," ucap pemain berusia 27 tahun ini.
Ricky sebelumnya mengaku kaget setelah terkena degradasi dari pelatnas. Dia sempat setahun bermain di nomor ganda campuran bersama Debby Susanto.
"Saat main di ganda campuran selama setahun saya perlu adaptasi. Makanya saya yakin masih di PBSI karena saya baru setahun di nomor ganda campuran. Saya kaget terkena degradasi karena hati saya masih ada di Pelatnas. Kecewa, tetapi itu sudah takdir Allah. Yang penting setelah keluar pelatnas, saya bekerja keras. Yakin dengan kemampuan sendiri. Yakin ada Allah dalam hidup kita," tutur Ricky.
"Kalau sudah di luar dan bisa membuktikan diri lagi bisa kembali lagi ke PBSI.
Tetapi, saya masuk ke PBSI tidak mau jadi atlet lagi. Pemimpin PBSI karena saya tahu merasakan bagaimana jadi atlet. Saya punya keyakinan karena ucapan adalah doa," ucap Ricky.
Selama delapan tahun di pelatnas, Ricky pernah menorehkan sederet gelar dengan menjuarai Singapore Open 2015 setelah mengalahkan Fu Haifeng/Zhang Nan (China), 21-15, 11-21, 21-14.
Baca Juga : Djarum Superliga Badminton 2019 - Fajar Alfian Berpeluang Dipasangkan dengan Lee Yong-dae
Ricky/Angga juga mempersembahkan medali emas dari nomor perorangan pada SEA Games Singapura 2015 seusai mengalahkan Marcus/Kevin.
Pada Piala Thomas 2016, Angga/Ricky selalu menyumbang poin. Namun, perjalanan tim Thomas Indonesia terhenti sebagai runner-up seusai kalah 2-3 dari Denmark.
"Saya pernah berada di level atas pada Singapore Open. Pada Piala Thomas, saya tidak pernah kalah. Setelah itu, prestasi saya menurun. Saya pernah di atas, tetapi lupa pada diri sendiri," aku Ricky.
"Itu namanya lika liku kehidupan. Yang penting, kita harus belajar dari kesalahan," ujar Ricky.
Kini, Ricky bertekad unjuk kemampuan sebagai pemain profesional maupun saat bermain pada Superliga.
"Bermain pada nomor ganda itu harus memiliki kesamaan visi karena kami bermain dengan dua orang. Saya pernah merasakah sedikit lagi lolos Olimpiade Rio 2016, tetapi gagal. Saya ingin menunjukkan diri," kata Ricky.
"Semoga setelah ini kami jadi makin dewasa. Jadi, kami saling introspeksi. Di superliga, saya ingin menunjukkan kemampuan. Niat dari diri saya pribadi. Setiap pertandingan menampilkan yang terbaik."
Tim Berkat Abadi akan mengawali perjalanan pada superliga dengan menjumpai Musica Trinity, Senin (18/2/2019) mulai pukul 18.00 WIB.