Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kenapa Valentino Rossi Tak Jadi Panutan Pebalap Baru Yamaha?

By Taufik Batubara - Rabu, 20 Maret 2019 | 20:22 WIB
Valentino Rossi menjajal Sirkuit Internasional Losail menjelang seri perdana MotoGP 2019 di Qatar. (INSTAGRAM.COM/VALE46YELLOW)

JUARA.NET - Nama Valentino Rossi dan Yamaha sepertinya sudah seperti dua sisi dari sekeping mata uang, tak terpisahkan.

Siapa yang tak mengakui Valentino Rossi sebagai pembawa Yamaha sukses di era MotoGP modern?

Namun, ternyata Valentino Rossi bukanlah sosok terbaik untuk dijadikan contoh oleh pebalap baru Yamaha.

Baca Juga: Atlet Hong Kong Meninggal Dunia Ketika Berlatih di AS Jelang Olimpiade

Baca Juga: Bulan Juli McGregor Targetkan Comeback Usai Sanksinya Segera Usai

Lantas, siapa sosok yang dijadikan teladan oleh para penunggang baru Yamaha?

Sebagaimana dikutip Juara.net dari GridOto.com, Rabu (20/3/2019), sosok itu adalah Jorge Lorenzo, yang justru membela Yamaha terakhir kali tahun 2016.

Jorge Lorenzo terakhir kali menunggangi YZR-M1 tahun 2016, namun masih menjadi sosok teladan dan pedoman bagi pebalap Yamaha.

Kenapa demikian?

AUTOSPORT.COM
Jorge Lorenzo


Sebagian pembaca, terutama penggemar MotoGP, mungkin sudah tahu, gaya Jorge Lorenzo yang lembut (smooth) dan presisi sangat cocok sebagai joki motor YZR-M1.

Gayanya yang khas itu bisa memaksimalkan potensi YZR-M1.

Tim pabrikan Yamaha dan mantan tim satelit Yamaha, Tech3, mengakui hal itu.

Walaupun sulit, Tech3 selalu memaksakan pebalapnya, Johann Zarco, untuk meniru gaya Jorge Lorenzo saat itu.

Bahkan, pebalap tim satelit Yamaha yang baru, Fabio Quartararo, sejak awal bergabung dengan Yamaha langsung mempelajari kemampuan Jorge Lorenzo di atas YZR-M1.

Hasilnya, Fabio Quartararo menjadi pebalap rookie (pendatang baru) yang paling diperhitungkan musim ini.

Baca Juga: Sanksi Larangan Main Satu Pertandingan Didapatkan oleh Rusell Westbrook

Baca Juga: Charles Leclerc Disebut Bakal Menyulitkan Sebastian Vettel di F1

Fabio Quartararo tampil sangat bagus pada tes pramusim, lalu mengulangnya sejak latihan bebas (free practice) 1 hingga kualifikasi MotoGP Qatar beberapa waktu lalu dan akhirnya start dari posisi kelima.

Sayangnya, mesin motor Fabio Quartararo sempat mati saat akan memulai balapan dan start dari pitlane.

CRASH.NET
Fabio Quartararo

Meski begitu, Fabio Quartararo bisa berjuang, bahkan mencetak lap tercepat pada balapan itu.

Tanpa ragu, pebalap muda asal Prancis berusia 19 tahun ini mengaku memang menjadikan Jorge Lorenzo sebagai pedomannya.

"Sulit untuk dikatakan, tetapi Anda harus bisa mengendarai motor Yamaha dengan agresif, juga lembut, kebetulan cocok dengan gaya saya," kata Fabio Quartararo.

Kadang-kadang Fabio Quartararo terlalu agresif dan melupakan pedomannya itu.

"Ketika mulai ngebut, saya merasa lebih terlalu agresif dan kurang lembut, sulit dikatakan, tapi itu kelemahannya, saya akan terus memperbaikinya," ungkap Fabio Quartararo.

"Saya harus melihat Jorge Lorenzo lebih sering lagi, dia sangat lembut saat mengendarai motor, saya selalu berpikir, ya seperti begitu cara mengendarai motor," tandas Fabio Quartararo.

Cara mengendarai Jorge Lorenzo yang lembut bisa menjadi solusi permasalahan motor Yamaha yang bannya cepat rusak.

Dengan gaya membalap lebih lembut, ban bisa lebih awet.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P