Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Ganda Putra Indonesia: Ada Pergeseran Kekuatan di Dunia Bulu Tangkis Ganda Putra

By Delia Mustikasari - Kamis, 18 April 2019 | 20:50 WIB
Reaksi pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, saat menjalani laga melawan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) pada semifinal Malaysia Open 2019. (BADMINTON INDONESIA)

JUARA.net - Herry Iman Pierngadi berpendapat bahwa sedang terjadi pergeseran pada peta kekuatan ganda putra dunia.

Pelatih kepala ganda putra nasional Indonesia itu berbicara soal menurunnya performa Denmark di nomor ganda putra dunia.

Sekarang ini, 10 besar ganda putra dunia diisi oleh perwakilan dari  Indonesia, Jepang, dan China. Sementara itu, Denmark dan Taiwan masing-masing menempatkan satu wakil.

"Memang ada pergeseran, terutama dari Denmark, dulu ada (Mathias) Boe/(Carsten) Mogensen. Sekarang belum ada lagi, hanya (Kim) Astrup/(Anders Skaarup) Rasmussen," kata Herry Iman Pierngadi ditemui BolaSport.com di pelatnas, Cipayung, Jakarta.

"Namun, mereka sedikit menurun," lanjutnya.

Baca Juga : Simon McMenemy Ungkap Alasan Tak Mau Rombak Skuat Timnas Indonesia

Baca Juga : Gol Ke-5 Man City Dianulir, Guardiola Sebut Pertandingan Vs Spurs Kejam

"Ada pergeseran ke Jepang, China. Tetapi, ya itu-itu saja negaranya. Dulu ada Korea, sekarang tidak ada lagi. Nah, ini yang saya tidak mau terjadi dengan Indonesia," ucap Herry.

"Taiwan ada satu, Wang Chi-Lin/Lee Yang yang nggak pulang-pulang itu, ha-ha-ha. (Wang/Lee baru saja mengikuti tujuh turnamen berturut-turut)."

Herry mengatakan bahwa pemain Indonesia bisa mengikuti turnamen secara beruntun. Namun, maksimal bertahan selama maksimal satu bulan.

"Maksimal satu bulan karena pemainnya tidak tahan, dipaksakan juga percuma. Orang selalu berasumsi fisiknya habis, bukan fisiknya, tetap fokus dan konsentrasinya yang habis," aku Herry IP.

Baca Juga : Setelah Marcus/Kevin dan Fajar/Rian, Bagaimana Perkembangan Ganda Putra Pelapis?

Ia mengatakan bahwa para pemain sama saja tidak bisa memberikan perlawanan apabila fokus dan konsentrasinya sudah habis.

Herry mengatakan kalau mereka yang letih sudah tidak bisa baca bola.

"Seperti Fajar/Rian di Tong Yun Kai Cup (Kejuaraan Beregu Campuran Asia) waktu main sekali saya sudah bilang. Mereka sudah nggak bisa tahan, sambungan dan buangan bolanya nggak tahu ke mana, ibaratnya sudah low bat, harus di-charge dulu," lanjutnya.

Menurut Herry, konsentrasi tersebut yang memengaruhi performa pemain.

"Kalau fisik mungkin masih bisa ditahan. Pusatnya di fokus, fokusnya habis, semuanya hilang, mati lampu. Selesai, nggak bisa ngapa-ngapain," ujar Herry.

Herry selanjutnya akan mengatur proses pengiriman para atlet elite seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Baca Juga : Fajar/Rian Diharapkan Semakin Matang Saat Lolos Kualifikasi Olimpiade 2020

Adapun Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sudah berstatus pemain luar pelatnas sehingga mereka punya keleluasaan dalam memilih turnamen yang diikuti berkaitan dengan sponsor pendukung

"Turnamen yang wajib diikuti itu dalam setahun ada 12 turnamen, sisanya kami pilih lagi. Pemain kalau menang-menang terus, nanti lengah. Ya tapi jangan terlalu sering kalah, kalau 4-5 kali kalah ya lampu merah dong," ujar Herry.

"Jangan hanya lihat hasil, lihat persiapannya, kalau tidak cukup, tidak bisa menuntut prestasi tinggi," lanjutnya.

Para pebulu tangkis Indonesia akan kembali mengikuti turnamen pada Kejuaraan Asia 2019 yang digelar di Wuhan, China, 23-28 April mendatang.
Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P