Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Direktur Program Bakti Olah Raga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan bahwa toleransi zero tolerance dari pemerintah menjadi alasan utama PB Djarum tak lagi mengadakan Audisi Umum Bulu Tangkis.
"Kami telah berkumpul dan semua pihak tak bisa menghasilkan solusi tepat. Saya mengatakan bahwa Djarum Badminton Club adalah klub bulu tangkis. Audisi Umum adalah event olahraga," ujar Yoppy Rosimin kepada Aiman Witjaksono dalam acara Sapa Indonesia Malam di KompasTV, Senin (9/9/2019).
"Namun, pihak lain mengatakan kalau PB Djarum adalah produk tembakau. Tak akan ketemu."
Ia mengatakan bahwa keputusan diambil pada rapat koordinasi yang difasilitasi Menkopolhuman.
Yoppy mengatakan kalau di rapat itu hadir para perwakilan dari semua pihak terkait, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), Djarum, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pemda tuan rumah audisi dll.
Baca Juga: PB Djarum Sebut Keputusan Penghentian Audisi Umum Sudah Final
"Katanya, UU adalah zero tolerance terhadap Djarum. Karena itu, saya hanya minta dua: Audisi 2019 tetap berjalan sebagai bentuk pamitan dengan anak-anak. Lalu, saya memutuskan Audisi 2020 untuk sementara ini off."
Yoppy juga mengatakan bahwa ia tak pernah setuju dengan statement yang mengatakan kalau pihaknya mengeksploitasi anak-anak dengan memasang produk rokok di seragam mereka.
"Tolong baca baik-baik, yang tertulis di baju anak-anak adalah Djarum Badminton Club, bukan produk tembakau."
Menurutnya, yang mengatakan bahwa Djarum memasang iklan tembakau/rokok di baju anak-anak bukan saja KPAI tetapi juga Kementerian PMK, perwakilan Kemenpora, dan KONI yang hadir di Rakor.
Baca Juga: Legenda MotoGP Sebut Marc Marquez Pembalap Terbaik di Kelas Utama
"Selalu dibawa ke ranah sana, saya tak mau klub saya dibawa ke sana. Kami adalah murni klub bulu tangkis dari tahun 1969 sampai sekarang," tuturnya.
Komisioner KPAI, Siti Hikmawati, mengatakan bahwa dalam rapat tersebut, semua pihak beranggapan kalau kaos Djarum yang dipakai anak-anak adalah iklan tembakau.
"Ya, memang disampaikan demikian. Pada pokok permasalahannya, ketika dilakukan survei, 1 persen asosiasi dengan mesin jahit, 31 persen audisi badminton, sisanya adalah rokok," tuturnya di acara sama.
"Dasar itu yang kami gunakan. Ketika semua Kementerian melihat demikian, kesepakatan kita tentu sama," lanjutnya.
Baca Juga: 4 Tim Terbaik AOV Siap Perebutkan Total Hadiah Rp 1 Miliar Di Final ASL Season 3
"Disampaikan bahwa ada dua entitas, Djarum Foundation dan satu lagi PT Djarum yang membuat rokok. Meski berbeda identitas, tetapi entitas yang ada di benak masyarakat adalah sama," ujarnya.
Mendengar hal ini, Yoppy pun mengatakan kalau ia tak ingin melanggar undang-undang.
"Saya tidak mau kalau dituduh melanggar UUD. Akan konyol kalau saya dituduh melanggar undang-undang. Saya berusaha setengah mati untuk melakukan audisi umum. Kalau dikatakan zero tolerance, ya sudah say goodbye," tuturnya.