Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menekankan kalau akan banyak cerita heroik yang hilang apabila Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis dihentikan.
Yoppy Rosimin mengatakan bahwa ada beberapa alternatif setelah PB Djarum memutuskan untuk berhenti melakukan Audisi Umum mulai tahun depan seiring tekanan dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan pihak-pihak terkait.
Ia pun menekankan tekad PB Djarum untuk tetap terlibat dalam ekosistem pengembangan bulu tangkis seperti yang telah mereka lakukan kala memulai Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis pada 2006.
"Banyak solusi lain, Audisi Umum adalah salah satu. Ekosistem bulu tangkis harus dijaga, jangan sampai ada mata rantai yang putus. Kita punya kewajiban untuk menjaga itu. Kita yang memulai pada 2006," ujarnya dalam acara Sapa Indonesia Malam di KompasTV, Senin (9/9/2019).
"Ada banyak talenta dari berbagai daerah. Apabila dihentikan, pencarian bibit kembali ke cara tradisional, perburuan ke turnamen-turnamen, perburuan ke klub-klub."
Akan tetapi, menurutnya bakal ada kisah-kisah yang hilang apabila audisi tersebut tak lagi berlanjut.
"Audisi itu massal, pengumuman kami sebar secara massal lewat televisi dan semua akan mendengar."
"Apabila Audisi Umum ini hilang, akan ada banyak cerita-cerita heroik yang akan hilang. Kita tak akan lagi melihat orang-orang dari Lubuk Linggau, Meulaboh, dari Parigi Moutong," tuturnya lagi.
"Akan hilang, karena secara ekonomi belum tentu bisa ikut turnamen," ujarnya.
Baca Juga: Kalah Lawan Nurmagomedov, Dustin Poirier Bicara Penyesalan yang Bakal Menghantui
Salah satu kesaksian terhadap pentingnya Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum adalah Parjimin, salah satu wali murid yang berasal dari Boyolali.
Ia merasa sangat kecewa dengan keputusan dihentikannya audisi Djarum.
"Kami sangat sedih jika tahun depan benar-benar tidak ada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum," ujar Parjimin yang dikutip dari Tribunjateng, Minggu (8/9/2019).
"Pihak KPAI yang mengatakan jika adanya eksploitasi anak itu yang bagaimana, mohon dijelaskan," kata Parjimin.
Parjimin menyatakan bahwa dia sangat menolak dengan adanya keputusan tersebut.
Dia beserta orangtua lainnya memohon agar audisi tersebut terus diselenggarakan oleh PB Djarum.
"Jika tidak ada audisi arahnya mau ke mana. Dengan adanya audisi ini sangat membantu untuk menyalurkan anak-anak yang berprestasi," kata Parjimin.
Baca Juga: Lagu Kebangsaan Salah, Albania Tolak Kick Off saat Hadapi Prancis
"Bagi orangtua yang miskin, anak-anak mereka yang tersalurkan dan mendapat beasiswa adalah sebuah anugerah."
Yoppy pun tak menampik bahwa dirinya akan sangat kehilangan setelah Audisi Umum ini berhenti.
Namun, Yoppy tak ingin pihaknya dianggap melanggar hukum.
"Saya tidak mau kalau dituduh melanggar UUD. Akan konyol kalau saya dituduh melanggar undang-undang. Saya berusaha setengah mati untuk melakukan audisi umum. Kalau dikatakan zero tolerance, ya sudah say goodbye," tuturnya.