Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Jalan competitive gaming untuk masuk ke Olimpiade menjadi kian terbuka.
Sebagai bagian dari build up ke Olimpiade 2020, perusahaan teknologi raksasa, Intel, akan mengadakan turnamen eSports dengan hadiah total 500 ribu dolar AS atau sekitar Rp700 miliar di Tokyo, Jepang.
Turnamen bertajuk Intel World Open ini akan mempertandingkan Street Fighter V dan Rocket League, dengan hadiah total 250 ribu dolar atau 350 miliar rupiah di setiap game.
Direktur pengembangan bisnis Intel, Mark Subotnick, menjelaskan bahwa pemilihan dua game adalah karena kedua game ini dianggap lebih mudah diikuti untuk para penonton umum.
Sejarah panjang franchise Street Fighter di Jepang menjadi salah satu kunci game fighting ini terpilih.
Baca Juga: Razer Dukung Penuh eSports dan Game di Singapura dengan Cara ini
Intel World Open menjadi ajang yang akan berhubungan langsung dengan Olimpiade 2020 karena event ini bakal berlangsung di Zepp DiverCity hall di Tokyo hanya beberapa hari sebelum pesta olahraga dunia itu berlangusng pada 24 Juli.
Event ini akan menjadi langkah besar berikut bagi pengakuan eSports di dunia olahraga tradisional.
Asian Games 2018 di Indonesia menjadi ajang pelopor dengan dipertandingkannya eSports, walau sebatas ekshibisi, yang meliputi enam game berbeda termasuk League of Legends, Pro Evolution Soccer, dan Hearthstone.
Baca Juga: N0tail Jadi Atlet Esports Paling Sukses Usai Juarai TI9
Esports juga akan dimainkan di Asian Games 2022.
Namun, presiden International Olympic Committee (IOC), Thomas Bach, masih skeptis terhadap masuknya eSports ke Olimpiade.
"Kami ingin mempromosikan perdamaian, anti kekerasan, dan anti diskriminasi ke semua orang," tuturnya, seperti dikutip JUARA.net dari Kotaku.
"Hal ini tidak cocok dengan video games yang mengedepankan kekerasan, ledakan, dan pembunuhan. Di situlah kami menarik garis."
Namun, kurang dari setahun kemudian, IOC berpartner dengan Intel untuk ajang IEM Pyeongchang 2018, event eSports yang fokus ke game Starcraft II di Koreal Selatan, seminggu sebelum Olimpiade Musim Dingin 2018.
Setelah itu, salah satu petinggi IOC, Timo Lumme, mengatakan bahwa organsiasi tersebut akan membahas lebih lanjut potensi kerja sama eSports dengan Olympic Movement.