Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Pebulu tangkis putri asal Thailand, Ratchanok Intanon, bisa merasa tenang setelah dinyatakan terbebas dari doping.
Ratchanok Intanon sebelumnya mendapat tuduhan telah melanggar peraturan BWF terkait peraturan anti-doping pada awal tahun ini.
Dugaan itu muncul setelah Ethics Hearing Panel meyakini jika Ratchanok Intanon sempat mengonsumsi zat clebuterol secara tidak langsung.
Dalam sampel Intanon ditemukan zat clenbuterol, obat berjenis steroid yang biasa digunakan untuk menurunkan tingkat lemak tubuh dan meningkatkan massa otot.
Namun, setelah menanti lima bulan, Ratchanok Intanon akhirnya bisa bernapas lega setelah tudingan itu tak terbukti.
Pasalnya, pihak tunggal putri peringkat lima dunia tersebut dapat membuktikan jika zat terlarang itu bisa masuk ke tubuh sang atlet dari daging yang dikonsumsinya.
Dilansir JUARA.net dari BBC, zat clenbuterol juga ditemukan pada delapan sampel yang diambil dari restoran tempat Intanon memakan daging tersebut.
Baca Juga: Kenang Kekalahan dari Khabib, Conor McGregor Kembali Kirim Pesan
Atas temuan tersebut, pihak BWF pada Kamis (10/10/2019) memutuskan jika Ratchanok Intanon tidak membuat kesalahan ataupun kelalaian.
Zat tersebut bisa masuk ke dalam tubuh perempuan 24 tahun itu karena daging yang dikonsumsi telah terkontaminasi.
"Dia tidak membuat kesalahan atau kelalaian atas pelanggaran tersebut," bunyi pernyataan BWF terkait Ratchanok Intanon.
Baca Juga: Ancaman Topan Hagibis, Hari Kedua F1 Jepang 2019 Ditiadakan
"Dengan demikian, tidak ada hukuman larangan bertanding yang dijatuhkan kepadanya," ujarnya melanjutkan.
Selain itu, dilansir juga oleh JUARA.net dari The Star, ini bukan kali pertama Ratchanok Intanon "terlibat" dengan tuduhan doping.
Pada tahun 2016, dia juga sempat mendapatkan tuduhan serupa.
Namun, saat itu, Intanon dianggap tidak bersalah karena panel anti-doping meyakini bahwa zat terlarang yang masuk ke dalam tubuhnya berasal dari injeksi untuk perawatan cedera lututnya.