Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - All England Open yang digelar pada 11-15 Maret 2020 di Arena Birmingham, Inggris, resmi berakhir dengan suka cita.
Di samping itu, ada beberapa catatan menarik yang juga bisa kita ketahui usai turnamen ini berakhir.
Salah satu faktanya adalah soal Indonesia yang gagal mempertahankan dominasinya di salah satu sektor dan masih banyak lagi. Tanpa basa-basi lagi, berikut ulasan lengkapnya.
1. Salah Satu Catatan Kelam China di All England
All England Open 2020 menjadi salah satu catatan kelam di bulu tangkis China di mana mereka gagal menjuarai satu sektor pun di turnamen ini.
Kejadian seperti ini terakhir kali dirasakan China di tahun 1995 atau 24 tahun yang lalu di mana tidak ada satupun wakil mereka yang menjadi juara.
Jangankan menjadi juara, masuk partai final pun tidak ada. Tapi setelahnya, tepatnya hingga tahun 2019, China selalu digdaya.
Wakil China yang masuk final di All England 2020 adalah Du Yue/Li Yin Hui (ganda putri) dan Chen Yu Fei (tunggal putri). Mereka lantas gagal menjaga asa dan menjadi juara di All England 2020.
2. Gelar Pertama Melati dan Gelar Kedua Bagi Praveen
Tak ada yang menyangka jika unggulan kelima turnamen All England Open 2020 di sektor ganda campuram Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil meraih gelar juara.
Pasangan ini meraih gelar juara usai mengalahkan pasangan ganda campura Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang merupakan unggulan ketiga.
Praveen/Melatih sukses menang lewat tiga gim dengan skor 21-15, 17-21, 21-8 dan meraih gelar juara ini untuk pertama kalinya sebagai pasangan.
Sebagai individu, ini adalah gelar kedua Praveen Jordan karena dia pernah menjuarai turnamen ini saat masih berpasangan dengan Debby Susanto di tahun 2016 usai mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Untuk melati sendiri, dia merupakan junior dari Praveen dan ini tentunya merupakan gelar pertamanya baik secara pasangan dengan Praveen maupun individu.
3. Gelar Pertama Viktor Axelsen
Gelaran All England 2020 menjadi gelaran bersejarah buat tunggal putra asal Denmark, Viktor Axelsen di mana dia sukses meraih gelar juara untuk pertama kalinya.
Tangis haru dan bahagia terpancar dari wajah Axelsen. Bisa dibilang, absennya tunggal putra Jepang, Kento Momota menjadi berkah buat Axelsen.
Axelsen yang selalu kesusahan ketika bertarung dengan Momota kini melenggang mulus ke final dan jadi juara.
Axelsen sukses memenangi laga final kontra Chou Tien Chen asal Taiwan dua gim langsung dengan skor 21-13, 21-14.
Terakhir kali Denmark memenangi sektor tunggal putra di All England adalah di tahun 1999 lewat Peter Gade.
4. Jepang Raih Double Winner
Jepang bisa dibilang menjadi salah satu negara yang cukup kuat di bulu tangkis. Mereka menunjukan kedigdayaannya di All England 2020.
Di turnamen ini, Jepang sukses meraih double winner. Sektor ganda putri dan ganda putra jadi sektor yang mereka sukses menangi.
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota berhasil mengalahkan ganda putri China, Du Yue/Li Yin Hui dengan skor 21-13, 21-15 untuk jadi juara sedangkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe berhasil mengalahkan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan skor 21-18, 12-21, 21-19.
5. Indonesia Gagal Pertahankan Dominasi Ganda Putra
Indonesia bisa dibilang menjadi negara yang dominan di sektor ganda putra dalam beberapa tahun terakhir.
Tercatat Indonesia selalu membawa pulang gelar di sektor ganda putra sejak 2017 lewat Marcus/Kevin (2017 dan 2018) dan juga Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2019).
Ingin mengulang hal yang sama sekaligus mempertahankan dominasi empat tahun beruntun, Indonesia gagal.
Ya, pasangan ganda putra Indonesia sekaligus unggulan pertama di turnamen ini, Marcus/Kevin dihempaskan oleh ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan skor 21-18, 12-21, 21-19.