Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tak Hanya Ganteng, Mantan Pelatih Sebut Yuta Watanabe Pemain Spesial

By Fiqri Al Awe - Jumat, 17 April 2020 | 18:30 WIB
Yuta Watanabe (kanan) yang disebut pemain bulu tangkis spesial oleh Jeremy Gan. (BADMINTON INDONESIA)

JUARA.NET - Pernah menangani pemain ganda putra Jepang, Yuta Watanabe, pelatih asal Malaysia, Jeremy Gan, menyebut sosok anak muridnya tersebut adalah pebulu tangkis yang spesial.

Meraih gelar juara All England Open 2020 berpasangan dengan Hiroyuki Endo, Yuta Watanabe mampu menunjukkan performa yang sangat menawan.

Bukan main-main, ganda terbaik Jepang ini berhasil mengalahkan unggulan pertama All England Open 2020, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Kemenangan tersebut bukan jadi kesuksesan pertama Yuta Watanabe sepanjang kariernya di All England Open.

Pada gelaran All England Open tahun 2018, dirinya juga sempat berhasil merengkuh gelar juara.

Kala itu bersama pasangannya, Arisa Higashino, dia berhasil menghentikan perlawanan pasangan China, Zheng Siweng/Huang Yaqiong.

Dilansir Juara.net dari The Star, mantan pelatihnya saat di ganda campuran, Jeremy Gan mengungkapkan sosok Yuta Watanabe memang adalah pemain yang spesial.

Baca Juga: Cerita Lee Chong Wei Soal Lin Dan yang Selalu Ada di Kepalanya

"Watanabe adalah salah satu yang spesial. Dia dapat bermain baik di ganda putra maupun ganda campuran," ungkapnya.

Selama melatih Yuta Watanabe, Jeremy Gan merasakan sosoknya sangat berambisi dengan kesuksesan.

Hal tersebut yang mungkin menjadi kekuatan Watanabe dalam setiap pertandingannya.

"Dia sangat bersemangat untuk mengejar kesuksesan," ungkapnya tentang Watanabe.

Selain membicarakan tentang mantan pemain yang dia latih tersebut, Gan juga menjelaskan tentang dampak COVID-19 terhadap bulu tangkis di Jepang.

Baca Juga: Pembalap MotoGP Spanyol: Valentino Rossi Tidak Akan Pernah Memaafkan Saya

Menurutnya seberapa besar dampak yang ditimbulkannya oleh wabah ini, tidak akan ada perubahan berarti pada kegiatan bulu tangkis di Jepang.

Alasannya, Jepang memiliki sistem yang sangat tertata dalam latihan para atletnya.

Karena itu semua perubahan yang terjadi sudah dipikirkan dengan sangat matang untuk tidak membuat perubahan yang terlalu banyak.

"Jepang memiliki program latihan yang sangat sistematis. Kami tahu program apa yang harus dijalankan selama satu tahun," ungkapnya.

"Jika ada perubahan, hal itu pasti hanya akan menjadi perubahan yang kecil. Kondisi ini memudahkan kami sebagai pelatih," imbuhnya.

Baca Juga: Duel Ini Disebut Lebih Besar Ketimbang Tyson Fury vs Deontay Wilder

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P