Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menilai kepergian Valentino Rossi membuat Honda belajar untuk tidak lagi kehilangan talenta terbaik mereka.
Kesuksesan Valentino Rossi dalam menjalani kariernya sebagai pembalap tidak bisa dilepaskan dari Honda yang menjadi tim pertamanya di kelas tertinggi.
Sejak promosi ke kelas 500cc (sekarang MotoGP) pada musim 2000 lalu, rider berjulukan The Doctor tersebut berhasil mempesembahkan gelar juara sebanyak tiga kali untuk Honda.
Bahkan, gelar juara pertamanya di kelas tertinggi musim 2001 akan sangat sulit untuk disamai para pembalap lain lantaran Valentino Rossi melakukannya bersama tim satelit Honda, Nastro Azzuro.
Baca Juga: Donald Cerrone Incar 1 Rekor Ini Usai Habis di Tangan Conor McGregor
Kurangnya apresiasi dari para petinggi Honda, membuat pembalap berusia 41 tahun itu memutuskan untuk hengkang dan memulai petualangan barunya bersama Yamaha pada musim 2004.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh pengamat MotoGP, Carlo Pernat, yang menyebut bahwa Honda kurang menghargai kerja keras pembalap-pembalapnya.
Mereka selalu memuja performa motor dan selalu berasumsi bahwa kemenangan yang diraih oleh rider tidak ada kaitannya dengan skill atau kemampuan membalap seseorang.
"Honda mengalami situasi yang sangat sulit karena kepergian Rossi daripada kebalikannya," kata Carlo Pernat, dilansir JUARA.net dari PaddockGP.
Baca Juga: Paksa Gelar Seri 249 yang Penuh Drama, UFC Disebut Bisa Cederai Semua Olahraga