Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Wasit bulu tangkis internasional asal Indonesia, Jauhari Latif, merasa bersalah kepada Carolina Marin, menyusul doa yang dia panjatkan dalam laga final Indonesia Masters 2019.
Cerita unik dilontarkan oleh Jauhari Latif yang ditunjuk menjadi pemimpin laga final Indonesia Masters 2019 lalu antara pebulu tangkis asal Spanyol, Carolina Marin dan Saina Nehwal dari India.
Dalam laga tersebut, Saina Nehwal keluar menjadi juara setelah sang lawan, Carolina Marin hanya mampu bertahan selama kurang lebih 10 menit saja.
Cedera serius terpaksa membuat Carolina Marin harus mundur dan mengakhiri laga penting itu lebih dini karena kondisi yang tidak memungkinkan lagi.
Baca Juga: Ada Komentar Pedas Taufik Hidayat Soal Pensiunnya Tontowi Ahmad
Mundurnya Carolina Marin juga disesalkan oleh wasit yang memimpin laga itu, Jauhari Latif yang mengaku sebelumnya dia memanjatkan doa yang tidak baik.
Kejadian itu bermula saat Jauhari Latif mendapatkan cedera pinggang tatkala dia sedang menggosok gigi di wastafel sebelum memimpin jalannya laga itu.
"Saat menggosok gigi di wastafel, saya sedikit membungkuk dan tiba-tiba batuk kencang. Entah kenapa guncangan batuknya menarik otot pinggang," kata Jauhari dilansir JUARA.net dari laman PBDjarum.
Tak ayal, kondisi tersebut membuat Jauhari tidak bisa berdiri tegak, dan dia harus berjalan membungkuk lantaran merasakan sakit yang luar biasa.
Baca Juga: Bak Dijajah Indonesia, Legenda Bulu Tangkis Malaysia Kritik BAM
Ia pun panik, karena tidak mungkin ia tampil menjadi wasit dengan jalan membungkuk. Segera ia menghubungi Dr Carmen Yahya.
Dokter olahraga tersebut menyarankan Jauhari bertemu dokter yang bertugas di ruangan medis untuk dilakukan fisioterapi selama kurang lebih 40 menit.
"Disana diterapi, dipasang macam-macam alat kurang lebih 40 menit," aku Jauhari.
Sempat merasa lebih baik, Jauhari bersiap melaksanakan tugasnya, namun, cedera yang membekapnya kembali kambuh justru disaat detik-detik terakhir menjelang pertandingan akan dimulai.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Pensiun, Mengenang Perjalanan Sang Legenda saat Juara Olimpiade 2016
Jauhari pasrah dengan kondisinya saat itu. Satu yang terpikir olehnya adalah berdoa.
"Ya Allah, saya sedang sakit pinggang. Bagaimana caranya pertandingan ini cepat selesai," ujarnya.
Doa ini ia panjatkan karena kondisi pinggangnya yang teramat sakit dan agar pertandingan tidak berjalan rubber game atau berharap tidak memakan waktu yang panjang.
Jauhari berjalan tegak memasuki lapangan final Istora Senayan sambil menahan rasa sakit pada pinggangnya.
Rupanya doa yang dipanjatkan terkabul. Pertandingan berjalan dengan singkat dan hanya memakan waktu sepuluh menit saja.
Usai kejadian itu, Jauhari berharap agar bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan Carolina Marin lagi lantaran dia merasa bersalah dengan hal itu.
"Saya berasa berdosa kepada Carolina Marin," kata Jauhari Latif mengakhiri.
Baca Juga: Susul Butet, Tontowi Ahmad Resmi Pensiun dari Dunia Bulu Tangkis