Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, menegaskan bahwa ketertarikan timnya rekrut Maverick Vinales cuma di masa lalu.
Drama antara Maverick Vinales dan Yamaha dalam beberapa bulan terakhir memang berhasil mencuri perhatian di MotoGP.
Bukan soal drama mengenai prestasi, melainkan konflik yang terjadi antara Maverick Vinales dan Yamaha.
Puncak perseteruannya ketika Maverick Vinales memutuskan untuk hengkang dari Yamaha lebih cepat dari rencana awal pada akhir musim MotoGP 2021.
Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil timnya karena Maverick Vinales sudah tidak kerasan berada di pabrikan asal Jepang tersebut.
Lin Jarvis lalu mengatakan bahwa keputusan Yamaha memperpanjang kontrak Vinales pada tahun 2019 adalah karena adanya tekanan dari Ducati.
Ducati sendiri pada tahun 2019 memang pernah berniat merekrut Maverick Vinales, tetapi hal tersebut batal terjadi karena Danilo Petrucci kemudian promosi ke tim pabrikan selama dua tahun.
Setelah Maverick Vinales memutuskan pergi lebih cepat dari Yamaha sebelum MotoGP 2021 berakhir, Ducati mengaku sudah tidak tertarik lagi menggaet pembalap berjulukan Top Gun tersebut.
Baca Juga: Maverick Vinales Tak Konsisten, Ayah Jorge Lorenzo Sebut Dua Hal Ini Jadi Penyebabnya
Pasalnya, Ducati saat ini sedang berada di puncak performa dengan empat pembalap terbaiknya, yakni Francesco Bagnaia, Jack Miller, Johann Zarco, dan Jorge Martin.
"Kami sangat tertarik pada Maverick Vinales di masa lalu," kata Paolo Ciabatti kepada Speedweek.com yang dikutip Juara.net dari Tuttomotoriweb.it.
"Tetapi untuk saat ini, ada banyak pembalap Ducati yang sudah terikat kontrak untuk masa depan."
"Empat tempat yang tersedia di kedua tim hingga 2022 sudah terisi semuanya. Hanya ada satu tempat yang tersedia di Tim VR46 sebelum balapan di Austria."
Meski di VR46 memiliki tempat yang tersedia untuk Maverick Vinales, tim besutan Valentino Rossi tersebut tidak tertarik untuk merekrut pembalap asal Spanyol tersebut.
Selain itu VR46 merupakan tim yang independen dalam memilih pembalapnya, jadi Ducati tidak bisa menggaet Vinales ke VR46.
Tim VR46 sendiri sudah memprioritaskan pembalapnya pada sosok Marco Bezzecchi.
"Selain itu, tim independen memang tidak bergantung pada tim pabrikan dalam pemilihan pembalap," lanjut Ciabatti.
Baca Juga: Gagal Juara, Murid Valentino Rossi Berharap Ada Balapan Lain Seperti di Spielberg
"Namun yang jelas, Marco Bezzecchi bakal menjadi pilihan nomor satu VR46."
"Dia merupakan pembalap jebolan langsung dari VR46 Academy," pungkas Ciabatti.
Pada tahun depan, Ducati bakal membalap menggunakan delapan motor dan lima motor merupakan tim pabrikan.
Tim VR46 dipastikan bakal mendapatkan satu jatah motor pabrikan selain Pramac Racing.
Untuk tim Gresini sendiri sampai saat ini belum dipastikan bakal mendapatkan jatah motor tim pabrikan atau tidak.
Namun, Ducati sedang berupaya keras memperjuangkan hal tersebut supaya Enea Bastianini mampu melaju dengan motor tim pabrikan.
Sementara itu, Fabio Di Giannantonio rencananya bakal menggunakan Desmosedici GP 21 untuk mengawali balapannya di MotoGP.
Baca Juga: Imbas Maverick Vinales, Pembalap Malaysia Gantikan Jake Dixon di Moto2 Inggris 2021