Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Raul Fernandez, calon pembalap debutan pada MotoGP 2022 mendatang bercerita tentang perjalanan kariernya yang berkelok-kelok.
Tampil gahar pada Moto2 2021, tinggal menunggu waktu saja bagi Raul Fernandez untuk lakoni debutnya di MotoGP.
Pada tes MotoGP Misano beberapa waktu lalu, Raul Fernandez bahkan sudah menjajal motor KTM yang bakal ia kenakan.
Naik ke kelas MotoGP bersama tim KTM Tech3, Raul Fernandez satu garasi dengan pembalap sangar Moto2 lainnya, Remy Gardner.
Menanti debutnya yang dimulai pada MotoGP 2022, baru-baru ini Raul Fernandez mengenang perjalanan kariernya.
Tak selalu mulus, jalan Raul Fernandez menjadi pembalap MotoGP penuh dengan kelokan.
Bahkan pada tahun 2019 lalu, Raul Fernandez mengaku hampir saja mengalami depresi berat.
Baca Juga: Reaksi Duo Calon Debutan KTM usai Jajal Motor Kelas MotoGP untuk Pertama Kalinya
"Tahun 2018 dan 2019 adalah waktu tersulit dalam karier saya," ungkap Fernandez dilansir Juara.net dari Motosan.
"Karena saya mulai tidak menikmati apa yang saya lakukan."
"Terlebih lagi pada tahun 2019, saat di mana saya hampir saja terjatuh dalam depresi yang besar," sambungnya.
Kala itu, Fernandez tengah berjuang keras di kelas Moto3.
Punya perawakan tubuh yang bongsor, Fernandez harus lakoni diet ketat agar cepat di lintasan.
Kondisi tersebut yang akhirnya membuat sang calon debutan KTM di MotoGP kehilangan selera membalap.
"Saya tidak makan malam. Saya mengganti makan malam dengan minuman protein," ujarnya.
"Untuk sarapan, saya hanya makan secuil roti dan daging."
Baca Juga: Momen Takjub Dirasakan Manajer KTM saat Melihat Duet Calon Debutannya
"Sungguh itu adalah waktu terburuk dalam hidup saya. Dua tahun di kelas Moto3 sungguh menyulitkan, apalagi soal diet," tandasnya.
Beruntung, Fernandez dapat keluar dari masa sulit itu.
Andai tak ada sosok dedengkot KTM, Aki Ajo, agaknya para penggila MotoGP takkan pernah melihat manuver ciamik Fernandez seperti sekarang.
"Pada balapan terakhir di Valencia saya tak tahu ingin melakukan apa lagi dengan hidup saya," ungkapnya.
"Karena saat itu Aspar adalah tim bagus, sedangkan saya tak bisa menemukan kenyamanan dengan motor itu."
"Aki (Ajo) berada di sana, mendukung saya hingga momen terakhir."
"Dia adalah sebagian kecil yang membantu saya lebih dekat dengan keluarga dan juga balap motor," tutupnya.
Baca Juga: Pedro Acosta Punya Hal yang Membuatnya Mirip dengan Marc Marquez