Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Duel ala gladiator antara Justin Gaethje vs Michael Chandler ternyata meninggalkan bekas tersendiri untuk petarung UFC, Al Iaquinta.
Tidak dipungkiri lagi bahwa pertarungan Justin Gaethje vs Michael Chandler pada UFC 268 lalu adalah kandidat sabungan terbaik di tahun 2021.
Berjalan tiga ronde penuh, masing-masing monster kelas ringan UFC tersebut tampil ngotot saling meremukkan satu sama lain.
Seusai pertarungan UFC 268, Justin Gaethje bahkan dengan bangga melabeli duel tersebut sebagai perang gladiator.
"Saya dan Michael Chandler bertarung di zaman yang salah," kata Justin Gaethje.
"Seharusnya kami bertarung di Colosseum (tempat bertarung gladiator) hingga mati," sambungnya.
Saat Justin Gaethje kian terpompa, jagoan UFC, Al Iaquinta, justru makin ciut nyalinya melihat duel tersebut.
Baca Juga: Justin Gaethje vs Michael Chandler di Zaman yang Salah, Seharusnya sampai Mati
"Anda lihat duel Michael Chandler vs Justin Gaethje, bukan?," ujar Al Iaquinta dilansir Juara.net dari MMA Junkie.
"Mereka berdua sungguh menghancurkan tubuh satu sama lain."
"Ini bukanlah hal yang sepadan," imbuh jagoan UFC berjulukan Raging atau Si Tukang Ngamuk itu.
Al Iaquinta sendiri sejatinya juga tampil pada jadwal yang sama dengan Justin Gaethje dan Michael Chandler.
Bersua Bobby Green, Al Iaquinta berakhir tak berdaya dan kalah KO.
Kekalahan serta pertarungan Gaethje vs Chandler inilah yang akhirnya membuat Iaquinta merasa ingin menyudahi karier.
"Bertarung lagi? Saya pikir ini semua sudah pada akhirnya, sobat," tutur petarung UFC asal Amerika Serikat itu.
"Saya pikir ini sudah selesai. Inilah cara untuk keluar."
"Tentu saja saya ingin menyudahinya dengan kemenangan, tetapi ini semua sudah tidak sepadan," sambungnya.
Baca Juga: Hasil UFC 268 - Di-KO Lawan, Comeback Tumbal Khabib Hanya Tahan Setengah Ronde
Masih soal duel melawan Bobby Green, Iaquinta mengaku telah kehilangan mental petarungnya.
Ia yang selama ini bertarung tak kenal takut akhirnya merasakan keinginan menyerah untuk pertama kalinya.
"Jujur, saya tidak tahu mengapa, tetapi ini jadi kali pertama saya menyerah," bedah Iaquinta.
"Dia tidak membuat saya pingsan. Saya berbalik dan bersembunyi (dari serangan Bobby Green di UFC 268). Saya masih sadar."
"Saya tahu apa yang ia lakukan dan saya hanya ingin semua diakhiri."
"Itu menjadi kali pertama saya menyerah dalam pertarungan," tandasnya.
Andai benar pensiun dari UFC, Iaquinta berarti mengakhiri kariernya pada rekor 14 kali menang, tujuh kali kalah, dan sekali imbang.
Iaquinta adalah jagoan yang Khabib Nurmagomedov kalahkan untuk menjadi raja kelas ringan UFC pada tahun 2018.
Baca Juga: Orang Terakhir yang Paksa Khabib Duel 5 Ronde Penuh Juga Tak Tahu Cara Kalahkan Islam Makhachev