Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, mengungkapkan masalah kegagalan Yamaha meraih treble winners MotoGP 2021 meski bersyukur Fabio Quartararo jadi juara dunia.
Selesai sudah kompetisi balap MotoGP 2021 dengan seri Valencia menjadi balapan penutup pada musim ini di bulan November lalu.
Berakhirnya MotoGP 2021 membuat garasi tim Yamaha terlihat semringah lantaran berhasil mengakhiri puasa gelarnya sejak 2015 lewat kemenangan Jorge Lorenzo.
Kali ini di musim 2021, Yamaha berhasil mengantar Fabio Quartararo menjadi juara dunia MotoGP lewat performa luar biasa.
Akan tetapi, kemenangan Fabio Quartararo tidak disusul dengan performa apik lainnya dari Yamaha.
Tim asal Jepang ini gagal meraih gelar juara dunia lainnya dalam kategori tim dan konstruktor karena kalah dominan dari rivalnya, yakni Ducati.
Lewat keempat pembalapnya, Ducati berhasil menggondol dua gelar juara dunia dari kategori tim dan konstruktor.
Kegagalan ini menurut Lin Jarvis diakibatkan karena masalah Maverick Vinales yang sempat absen dalam beberapa balapan.
Baca Juga: Cuma karena Masalah Ini Ducati Gagal Sabet Treble Winner MotoGP 2021
"Dengan jatuhnya Vinales, kami kehilangan banyak balapan," ucap Lin Jarvis dikutip Juara.net dari Motosan.es.
"Contohnya di Jerman, lantas di Styria, dan seminggu kemudian di Spielberg, karena kami menghukumnya setelah yang terjadi pada balapan pertama di Austria."
"Kondisi ini membuat tim mengalami kesulitan memenangi kejuaraan dunia merek dan tim. Rekan Fabio telah mencetak 0 poin sebanyak tiga kali."
"Setelah itu, tentu saja, pembalap cadangan tidak pernah kompetitif sebagai pembalap reguler yang kuat."
"Ducati, di lain sisi, memiliki dua pembalap pabrikan, Jack Miller dan Francesco Bagnaia, yang mana secara rutin mencetak poin di klasemen."
"Johann Zarco, Jorge Martin, dan Enea Bastianini juga berkontribusi untuk beberapa poin bagi tim di kejuaraan dunia."
"Bagi kami, Fabio hampir sepenuhnya bertanggung jawab atas perolehan poin untuk kejuaraan konstruktor, terlepas dari seri Doha pertama di bulan Maret, di mana Maverick sangat kuat."
"Ketika Franco Morbidelli bergabung dengan tim pabrikan di Misano menggantikan Vinales, dia masih menderita akibat operasi lutut," kata Lin Jarvis menjelaskan.
Baca Juga: MotoGP 2022 Berpotensi Bikin Pembalapnya Frustrasi, Yamaha Bakal Lakukan Hal Ini
Kendati merasa kecewa, Jarvis mengaku gelar juara dunia paling penting untuknya adalah di kategori pembalap yang dimenangi Fabio Quartararo.
Menurutnya, gelar juara dunia di kategori pembalap merupakan hal yang lebih penting karena merupakan titel yang paling diingat oleh semua orang.
"Gelar juara pembalap adalah yang paling diperhitungkan. Pada akhirnya, semua orang hanya mengingat juara dunia pembalap."
"Jika hanya dapat memiliki satu gelar, maka titel pembalap terbaik adalah favorit kami," pungkas Lin Jarvis menambahkan.
Baca Juga: Ikut-ikutan Fabio Quartararo, Joan Mir Dikabarkan Tertarik Hengkang ke Honda