Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda, Marc Marquez, curhat mengakui kalau hidupnya tak berarti apa-apa tanpa hadirnya motor dan tersiksa dengan cedera yang dia alami.
MotoGP 2021 telah resmi berakhir dan bisa dikatakan menjadi musim yang buruk untuk Marc Marquez.
Dikatakan buruk lantaran Marc Marquez harus mengawali dan mengakhiri musim MotoGP 2021 dengan keluhan cedera.
Di awal musim, Marc Marquez tampil kurang optimal selama balapan akibat cedera patah tulang yang dideritanya dari seri MotoGP Jerez 2020.
Performa Marc Marquez mulai membaik di MotoGP 2021 dengan berhasil mengantongi tiga kemenangan.
Namun, di pengujung musim 2021, Marc Marquez kembali diterpa cedera dan kali ini masalahnya lebih parah dari sebelumnya.
Problem diplopia alias penglihatan ganda Marc Marquez kembali kambuh setelah mengalami kecelakaan saat latihan.
Akibat masalah tersebut, The Baby Alien harus melewatkan dua balapan terakhir MotoGP 2021 dan tes pramusim pada akhir tahun.
Apesnya, cedera diplopia kali ini sulit diprediksi kapan akan sembuh dan bukan problem yang gampang ditangani.
Hal tersebut semakin diperburuk dengan kontrak Marc Marquez yang akan berakhir di tahun 2024 dan kondisi itu membuat Honda khawatir.
Cedera Marc Marquez yang tak pasti kapan sembuhnya dan faktor usia yang tak lagi muda membuat Honda mulai mencari kandidat pengganti pembalap asal Spanyol tersebut.
Baca Juga: Karena Hal Ini, Alex Marquez Berharap Konsisten 8 Besar pada MotoGP 2022
Mengalami situasi yang rumit di dua musim terakhir, Marc Marquez jelas tertekan dengan hal tersebut.
Melalui wawancara dengan DAZN, Marc Marquez sedikit curhat dengan kondisinya dan mengakui bahwa hidupnya tidak berarti apa-apa tanpa adanya hubungan dengan motor.
"Motor adalah bagian dari hidup saya. Hidup saya sekarang tidak ada artinya tanpa kata motor, tanpa motor, atau tanpa hubungan kepada motor," ucap Marquez dikutip Juara.net dari Tuttomotoriweb.it.
"Apa yang dirasakan di atas motor dalam beberapa saat adalah momen yang saya rasakan dalam kehidupan. Itu adalah perasaan kebebasan, menempatkan risiko di mana pun Anda mau," ujarnya.
Lebih lanjut Marc Marquez juga curhat soal risiko menjadi balapan bahwa kecelakaan bisa meninggalkan konsekuensi fisik yang serius.
"Normalnya pembalap meresapi apa yang mereka alami seperti jatuh, risiko, rasa sakit atau cedera," ucap Marquez melanjutkan.
"Anda jatuh dan ingin naik ke atas motor, tetapi ada beberapa kasus di mana Anda jatuh dan tidak ingin kembali menaikinya."
"Tetapi, Anda lebih suka menghabiskan satu, dua, tiga hari, atau lebih. Namun, di sana Anda tidak bisa lupa bahwa Anda adalah seorang pembalap profesional."
"Ini adalah hobi dan gairah Anda, tetapi juga profesi. Ada saat-saat tertentu ketika Anda harus sedikit memaksakan diri untuk mendakinya," ujar Marc Marquez menjelaskan.
Selain itu Marquez juga membicarakan perasaan baling buruk yang pernah ia rasakan ketika membalap.
Menurutnya membalap dengan membawa faktor X dan berjuang melawan situasinya merupakan perasaan terburuk yang tidak disukai Marc Marquez.
Baca Juga: Valentino Rossi Resmi Pensiun, Carlos Checa: MotoGP Tak Banyak Berubah
"Perasaan terburuk dengan motor adalah ketika Anda tidak mendapatkan sesuatu sesuai keinginan."
"Terkadang Anda merasa baik dan jatuh. Hal itu terjadi karena Anda melakukan kesalahan dan motor bereaksi."
"Tetapi, ketika untuk sebuah alasan faktor X, Anda bertarung menghadapi situasi, itu adalah perasaan terburuk," pungkas Marc Marquez.
Kini dengan tak pastinya kondisi cedera Marquez, Honda benar-benar waswas menatap kompetisi musim depan.
Bos Honda, Alberto Puig, berharap bisa mengawali MotoGP 2022 bersama Marc Marquez yang sudah pulih dari cedera.
Baca Juga: Bos Repsol Honda Beberkan Kondisi Terbaru Marc Marquez