Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Manajer Umum Ducati, Gigi Dall'Igna, mengungkapkan rahasia yang membuat timnya menjadi sangat kuat di MotoGP 2021.
Walaupun gagal merebut gelar juara dunia MotoGP 2021 di kategori pembalap, Ducati berjaya di kategori konstruktor terbaik.
Di akhir musim, Ducati mengoleksi 357 poin, unggul 48 angka dari Yamaha, yang punya juara dunia pembalap dalam diri Fabio Quartararo.
Berbicara di MotoGP.com seperti dikutip Juara.net dari Tuttomotoriweb, Manajer Umum Ducati, Gigi Dall'Igna, mengungkapkan rahasia kesuksesan timnya.
Menurut sang bos, kunci keberhasilan Ducati adalah pemakaian sistem holeshot front-rear yang kemudian diimitasi oleh tim-tim lain.
Baca Juga: Paling Beda, Bos Ducati Ungkap Gaya Membalap Murid Valentino Rossi yang Nyaris Jegal Si Setan
Alat itu membuat Ducati menjadi sangat cepat.
Sebelumnya Ducati sudah cepat dalam flying lap, tetapi berkat alat holeshot itu, sekarang motor mereka juga punya akselerasi hebat setelah melakukan start.
Dengan akselerasi seperti itu, Ducati jadi bisa sering mengambil posisi di depan setelah start.
Dalam kondisi langsung berada di kelompok terdepan dalam lomba, Ducati pun bisa menerapkan strategi yang efektif.
Hal ini terbukti dari seringnya pembalap mereka mendapatkan pole position dan finis podium di MotoGP 2021.
Dalam dua seri pertama di Qatar, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin bisa finis di peringkat ketiga setelah meraih pole position di kualifikasi.
Kelebihan Ducati ini makin menjadi-jadi di paruh kedua musim.
Di Styria dan Austria, Jorge Martin selalu mendapatkan pole position.
Baca Juga: Beda dari Dulu, Valentino Rossi Bisa Gacor kalau Pakai Ducati versi Sekarang
Berkat start yang bagus, Martin bisa menang di Styria dan finis urutan ketiga di Austria.
Sejak seri Aragon, pole position selalu didapatkan pembalap Ducati.
Francesco Bagnaia memperolehnya di Aragon, San Marino, Amerika, Emilia Romagna, dan Algarve.
Bagnaia juga menang di Aragon, San Marino, dan Algarve serta finis di peringkat 3 di Amerika.
Martin merebut pole position di Valencia dan dia finis di urutan kedua pada balapan pamungkas MotoGP 2021 itu.
"Kami bekerja sangat keras untuk menghasilkan motor yang bisa melakukan start dengan baik."
"Kami memulai dengan ide yang simpel dua tahun lalu."
"Setiap enam bulan, kami menambahkan sesuatu untuk memperbaiki sistem tersebut."
"Tentu saja sistem itu adalah sebuah keuntungan karena kalau tidak, para pembalap kami tidak akan memakainya."
Baca Juga: Punya Satu Hal yang Sama, Begini Bedanya Francesco Bagnaia dan Casey Stoner
"Ada sirkuit di mana sistem ini menjadi sangat penting, tetapi ada juga sirkuit lain di mana tidak terlalu penting."
Dall'Igna juga mengungkapkan Ducati memanfaatkan area abu-abu dari regulasi untuk sistem ini di MotoGP.
"Satu-satunya masalah adalah regulasi di sektor ini sangat ketat dan hanya mengizinkan kami memakai sistem mekanis bukan elektronik."
"Awalnya sulit untuk membuatnya bekerja, tetapi kemudian line-up pembalap kami berubah total."
"Saya pikir faktor itu sangat penting menjadi penentu karena pembalap-pembalap muda ini memiliki semangat dan sikap yang berbeda menanggapi sistem tersebut."
Memang ada kalanya pembalap veteran, yang sangat percaya pada kemampuan diri, tidak menyukai tambahan alat di kendaraan mereka.
Tetapi, generasi Bagnaia dkk. punya rasa lapar dan hanya bertujuan menjadi lebih cepat.
Alhasil, mereka lebih terbuka dan yakin dalam menerima sistem yang "aneh-aneh" di motor.