Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Casey Stoner mengakui Valentino Rossi dan Marc Marquez hebat karena nyaman pada hal yang membuatnya merasa ingin mati.
Casey Stoner merupakan salah satu mantan pembalap yang punya nama tenar di MotoGP.
Ketenaran Casey Stoner ini bahkan sering disejajarkan dengan Valentino Rossi dan Marc Marquez.
Kendati demikian, ada perbedaan kentara antara Casey Stoner dengan Rossi dan Marquez.
Perbedaan itu adalah pada jumlah perolehan trofi mereka di Grand Prix.
Stoner cuma meraih dua trofi sedangkan Rossi telah merengkuh 9 gelar dan Marquez mendapatkan 8 gelar juara dunia.
Namun, Valentino Rossi dan Marc Marquez tidak hanya lebih hebat perihal jumlah gelar dari pembalap Australia itu.
Hal ini diakui sendiri oleh Casey Stoner dalam podcast The Gypsy Tales.
Pria yang kini berusia 36 tahun ini mengaku bahwa Marquez dan Rossi lebih hebat dalam hal nyaman dalam tekanan.
Dalam wawancara itu, Casey Stoner mengakui dia kini baru tahu kalau dirinya menderita sindrom kecemasan.
Kecemasan ini membuatnya merasa tidak nyaman kala menjadi pusat perhatian dan mendapatkan tekanan.
Casey Stoner bahkan berkata bahwa dia sampai ingin mati karena hal itu.
"Saya baru-baru ini didiagnosis dengan sindrom kecemasan, yang tidak saya ketahui ketika masih berkompetisi," kata Casey Stoner.
"Saya dulu berpikir itu stres. Saya pikir semua orang stres dalam satu atau hal lain."
"Tidak mudah bagi saya untuk memahami mengapa lebih sulit bagi saya untuk menghadapi tekanan dan ketenaran."
"Ada orang seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi yang tidak terpengaruh."
Baca Juga: Penggemar Berat! Casey Stoner Sebut Pembalap Muda Ini Tak Punya Kelemahan
"Akan jauh lebih mudah untuk menyadari semua yang terjadi pada saya."
"Pasalnya, saya bisa saja mengatasinya dengan lebih baik."
"Saya tidak pernah merasa nyaman dengan pers, dikelilingi oleh orang-orang."
"Selama sebagian besar karier saya, mungkin hingga dua tahun terakhir di MotoGP."
"Semakin saya menyelesaikan akhir pekan dengan baik, semakin saya ingin mati."
"Saya sakit seperti anjing, saya tidak ingin lari."
"Saya merasakan banyak tekanan dari tim, dari semua orang yang telah membantu saya."
"Ketika Anda adalah pembalap nomor 1 dan semua orang mengharapkan Anda untuk menang, hal itu dapat memengaruhi Anda, seperti yang saya alami," pungkasnya.
Pada tahun 2011 dan 2012, yang menjadi momen terakhirnya sebagai pembalap MotoGP, Casey Stoner bisa dibilang memang menjadi pusat perhatian.
Pada tahun 2011, Stoner berhasil memenangi 10 balapan dan mengakhir musim dengan gelar juara dunia.
Satu tahun setelahnya, Casey Stoner mampu memenangi lima balapan dan finis pada urutan ketiga kejuaraan dunia.