Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Pembalap MotoGP dari tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, mengalami start terburuk sepanjang karier justru setelah dia dijagokan menjadi juara dunia.
Francesco Bagnaia mengakhiri MotoGP 2021 dengan gemilang.
Pembalap murid Valentino Rossi ini memenangi 4 dari 6 balapan terakhir.
Performa garang itu ditambah keganasan motor Ducati membuat Francesco Bagnaia dijagokan banyak orang bakal menjadi juara dunia MotoGP 2022.
Namun, Francesco Bagnaia malah longsor setelah jadi unggulan.
Pembalap asal Italia berusia 24 tahun itu memulai MotoGP 2022 dengan sangat buruk.
Terjatuh pada seri pertama di Qatar, Bagnaia kemudian hanya finis di posisi ke-15 pada MotoGP Indonesia 2022.
Alhasil, dari dua balapan pertama, Bagnaia hanya memperoleh 1 poin.
Torehan angka dalam 2 balapan pertama itu adalah yang paling buruk sepanjang karier Bagnaia di MotoGP.
Dalam musim debutnya pada 2019, Bagnaia juga terjatuh di Qatar tetapi masih bisa finis di urutan ke-14 pada balapan kedua di Argentina.
Pada 2020, Bagnaia menempati peringkat 7 di Spanyol dan terjatuh di seri Andalusia.
Musim lalu pembalap bernomor start 63 ini finis di posisi ke-3 dan 6 dalam dua balapan pertama di Qatar.
Harus mundur ke tahun 2013 untuk menemukan start Bagnaia yang lebih jelek dari tahun ini.
Ketika itu dalam musim debutnya di Grand Prix pada kelas Moto3, Bagnaia menyelesaikan dua balapan pertama di posisi ke-23 dan 22.
Baca Juga: Janji dan 100 Persen Kepercayaan Ducati pada Francesco Bagnaia
Seperti dikutip dari Paddock-GP, Bagnaia mengomentari perjalanannya di MotoGP 2022 sejauh ini.
"Saya sebetulnya merasa positif menjelang balapan di Indonesia," katanya.
"Feeling seperti tahun lalu sepertinya sudah kembali."
"Tetapi, hasilnya ternyata tidak sesuai harapan."
"Satu-satunya hal positif dari akhir pekan di Mandalika adalah feeling saya sangat bagus."
"Kami sangat cepat di sesi pemanasan pada Minggu pagi, rasanya kami siap bertarung."
"Tetapi, hasil menunjukkan kebalikannya."
"Situasinya berbeda sekarang. Saya menjalani 2020 yang sulit."
"Tahun ini, target kami benar-benar berbeda."
"Kami seperti finalis tahun lalu sehingga masuk ke tahun ini dengan tujuan bertarung memperebutkan gelar juara dunia."
Baca Juga: Bukan Orang Baik Lagi, Francesco Bagnaia Jadi Kebanyakan Mengeluh
"Sayangnya, fakta hasil mengatakan hal sebaliknya."
"Ini benar-benar start yang berbeda dibandingkan tahun lalu."
Tekanan karena status unggulan sebelum musim dimulai boleh jadi ikut menjadi faktor Bagnaia mengalami kesulitan pada awal MotoGP 2022.
Musim lalu dia lebih rileks karena tidak dijagokan menjadi juara, apalagi kemudian langsung tertinggal jauh dari Fabio Quartararo di seri-seri awal.
Seri ketiga di Argentina pada 6 April nanti mungkin akan menambah tekanan pada Bagnaia.
Termas di Rio Hondo bukan sirkuit yang dikenal bersahabat dengan pembalap jebolan Akademi Valentino Rossi ini.
Sejak di kelas Moto3, Bagnaia paling tinggi hanya finis di tempat ke-7 pada balapan di Argentina.
Momen itu terjadi di Moto2 musim 2017.
Dalam balapan di Argentina dalam kelas MotoGP di tahun 2019, Francesco Bagnaia menempati peringkat ke-14.