Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Pembalap BMW di Kejuaraan Dunia Superbike, Scott Redding, bicara soal kondisi balapan di MotoGP.
Tidak terasa MotoGP 2022 telah melewati paruh pertama musim.
Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo, menjadi juara paruh musim dengan 172 poin.
Aleix Espargaro (Aprilia) menyusul di posisi kedua dengan 151 poin.
Kejuaraan tahun ini menyajikan banyak kejutan dengan pengumuman mundurnya Suzuki dan absennya Marc Marquez untuk waktu yang belum ditentukan.
Menariknya, banyak pembalap muda yang mulai unjuk gigi pada balapan tahun ini.
Di antara mereka adalah Enea Bastianini dan Francesco Bagnaia.
Dua nama itu telah memenangi balapan dalam 11 seri yang sudah berjalan.
Baca Juga: Totalitas, Maverick Vinales Bakal Bantu Aleix Espargaro Jadi Juara Dunia MotoGP
Banyaknya pembalap muda yang meramaikan persaingan gelar menjadi sisi menarik MotoGP 2022.
Para pembalap muda ini bersaing memperebutkan posisi di tim pabrikan.
Melihat fenomena ini, Scott Redding yang pernah berkompetisi di MotoGP pada selang 2014-2018 buka suara.
Menurut Redding, para pembalap muda menghadapi tekanan yang begitu besar.
Tim MotoGP bahkan tidak segan-segan membuang mereka jika gagal konsisten dalam dua tahun pertama.
"Jika setelah dua tahun Anda tidak berada di puncak, mereka mengganti Anda," ungkap Redding dikutip dari Motosan.
"Apabila terjadi seperti itu, Anda harus menemukan kembali diri Anda."
Iker Lecuona bisa disebut sebagai salah satu contoh pembalap yang dimaksud Redding.
Lecuona melakukan debutnya di kelas utama dalam usia yang masih 19 tahun.
Setelah dua tahun di KTM, dia dianggap gagal dan didepak sehingga kini berada di Superbike.
Di mata Redding, para pembalap muda jangan terburu-buru menginginkan lompatan ke MotoGP.
"Menurut pendapat saya, pengendara harus menghabiskan minimal 2 tahun di Moto3 dan 2 tahun lagi di Moto2 sebelum ke MotoGP."
"Kalau tidak siap dan gagal, mereka akan tergusur."
"Kondisi ini hanya akan membuat lebih banyak pebalap berbakat kehilangan tempat di Kejuaraan Dunia," kata Redding.
Pada akhirnya, Redding menganggap situasi ini buruk buat MotoGP.
"MotoGP menjadi lebih membosankan karena peran uang dan tekanan yang semakin besar," pungkas Redding.