Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Legenda UFC, George St-Pierre, sibak kesamaan antara aktor dengan petarung yang membawa-bawa nama Bruce Lee.
George St-Pierre tahu betul bagaimana menjadi rasanya menjadi seorang petarung yang profesional.
Sudah puluhan laga dilalui George St-Pierre sepanjang kariernya.
St-Pierre bahkan kini telah dianggap menjadi legenda UFC.
GSP pernah mendominasi kelas welter UFC dengan berhasil mempertahankan sabuk juaranya sebanyak sepuluh kali.
Bagi St-Pierre, untuk menjadi seorang petarung yang hebat tidak jauh beda dari seorang aktor.
Menurutnya apa yang dikatakan oleh seniman bela diri sekaligus aktor Bruce Lee adalah kuncinya.
Yang paling penting dari menjadi petarung dan aktor adalah pandai beradaptasi dalam setiap keadaan.
Baca Juga: Khamzat Chimaev dan Khabib Nurmagomedov Lawan yang Paling Diinginkan Legenda UFC
"Ya, ada banyak kesamaan," ungkap St-Pierre seperti dikutip dari Sportskeeda.
"Ketika Anda berlatih untuk memperebutkan gelar, Anda mengulangi banyak situasi berbeda yang mungkin terjadi dalam pertarungan."
"Tetapi, tidak peduli seberapa banyak Anda mengulanginya, ketika tiba waktunya bertarung, Anda mendapati lawan tidak sebagus yang Anda kira."
"Dia juga tidak sejelek yang Anda sangka. Jadi, itu selalu berbeda."
"Hal serupa juga terjadi di film. Anda bisa melatih adegan sebanyak mungkin, namun situasi akan berubah di panggung yang sebenarnya."
Menurut St-Pierre, jika berhasil menerapkan ilmu menjadi air, maka seseorang akan menjadi petarung dan aktor yang hebat.
Baca Juga: Sulit Membayangkan Khamzat Chimaev Keok dari Musuh Impian Khabib
"Menjadi air yang bisa mengikuti semua bentuk wadahnya" sendiri adalah petuah yang diberikan oleh Bruce Lee soal bagaimana cara terbaik menjadi seorang petarung.
"Aktor terbaik dan atlet terbaik memiliki kesamaan," imbuhnya.
"Mereka harus seperti apa yang digambarkan Bruce Lee, menjadi seperti air."
"Mereka hebat dalam beradaptasi."
"Mereka memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik," pungkas GSP.
Pentingnya adaptasi telah dibuktikan oleh St-Pierre.
Pengalaman di kelas welter mampu diterapkannya saat memenangi gelar juga di kelas menengah.
Kala itu George St-Pierre mampu menjadi juara di dua divisi setelah mengalahkan Michael Bisping di UFC 217.