Sebenarnya Chimaev akan mendapatkan pertarungan itu lebih cepat jika berhasil menang atas Nate Diaz di
UFC 279 pada 10 September mendatang di Las Vegas, Nevada.
Namun, hal itu bisa terjadi dengan catatan Kamaru Usman mampu mengalahkan Leon Edwards di
UFC 278.
Edwards ternyata malah muncul sebagai pemenang dan menjadi raja baru di
kelas welter UFC.
Kondisi ini membuat Chimaev harus menunda ambisinya untuk merebut sabuk juara.
Pasalnya, prioritas
UFC untuk Edwards berikutnya adalah laga trilogi melawan Usman.
Saat ini Chimaev sendiri menjadi monster yang tak terkalahkan di
kelas welter.
Setelah merebut sabuk juara
kelas menengah yang sekarang dikuasai Israel Adesanya, Chimaev bisa naik kelas lagi.
Shammas bahkan akan membiarkan Borz untuk bertarung di
kelas berat ringan dan kelas berat.
Selain postur tubuhnya yang memang memungkinkan untuk melakukan hal tersebut, jagoan asal Swedia itu telah terbiasa dalam latihan.
Pasalnya, Chimaev telah menempa tubuhnya ketika berlatih dengan jagoan di empat kelas tersebut.
Melalui pengalamannya di gym, Shammas menyebutkan jika satu-satunya jagoan
kelas welter yang dibiarkan
melakukan
sparring dengan dua petarung
kelas berat ringan, Alexander Gustafsson dan Volkan Oezdemir, hanyalah
Khamzat Chimaev.
"Pertama kami ingin memenangkan sabuk
kelas welter," ujar Majdi Shammas dikutip dari Championat.
"Kemudian naik kelas untuk memenangi gelar lain."
"Setelah mendapatkan titel kedua, kami akan berjuang untuk sesuatu yang lain."
"Dia melakukan ini setiap hari."
"Dia hanya berlatih dengan para petarung dari divisi berat dan tubuhnya sudah terbiasa."
"Saya tidak bisa menyuruh mereka melakukan sparring dengan Volkan Oezdemir dan Alex Gustafsson."
Chimaev memang mengerikan karena punya rentetan rekor 11 kemenangan tak terkalahkan.
Sepuluh di antaranya bahkan dimenangi dengan mem-finish musuhnya.