Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Pembalap penguji Ducati, Michele Pirro, mengungkapkan cerita pabrikannya setelah era Valentino Rossi.
Rossi tercatat membalap bersama pabrikan asal Borgo Panigale itu pada tahun 2011 dan 2012 seusai dia meninggalkan Yamaha.
VR46 datang ke Ducati dengan pencapaian luar biasa yaitu gelar juara dunia sebanyak sembilan kali.
Selain itu, pembalap asal Italia itu juga terkenal rutin mengisi posisi tiga besar di klasemen akhir musim.
Akan tetapi, prestasi Rossi langsung anjlok usai membalap dengan kuda besi Ducati, Desmosedici.
Pembalap yang lekat dengan nomor 46 itu hanya bisa merampungkan musim di posisi ketujuh pada tahun pertama dan keenam pada musim kedua.
Dengan pencapaian minor itu, Rossi akhirnya memutuskan kembali ke Yamaha.
Setelah gagal dengan Rossi, Ducati mendatangkan dua pembalap yang salah satunya adalah Michele Pirro.
Baca Juga: Aroma Juara MotoGP Tercium, Ducati Beri Dukungan Penuh untuk Jorge Martin
Pirro pun bercerita mengenai keputusasaan orang-orang sewaktu kedatangannya.
Dia sampai diberitahu bahwa hanya pemenang MotoGP 2007 bersama Ducati, Casey Stoner, yang bisa kencang dengan Desmosedici.
Pembalap kelahiran 5 Juli 1986 pun mencoba meneliti tentang permasalahan di pabrikan barunya itu.
Akar dari masalah di Ducati ini rupanya adalah para mekanik.
Para mekanik disebutnya hanya terpaku pada statistik tanpa menghiraukan pendapat pembalap.
Namun, para mekanik itu akhirnya mengalah dan mulai mendengarkan pembalap.
Tobatnya para mekanik ini membuat Desmosedici menjadi hebat lagi.
"Pada waktu itu, hanya Stoner yang dianggap bisa kencang dengan motor tersebut," tutur Michele Pirro seperti dilansir Juara,net dari Crash.
"Saya selalu berpikir saya adalah pembalap normal yang, seperti Valentino dan banyak pebalap lainnya, membutuhkan perasaan di bagian depan."
Baca Juga: Tiga Pembalap Ducati yang Dijagokan Dani Pedrosa pada MotoGP 2023
"Saya bekerja keras untuk menyampaikan kepada para mekanik apa yang dirasakan pengendara."
"Itu membuat motor menjadi lebih baik dan lebih baik lagi."
"Para mekanik selalu mencari jawaban di baris yang mereka baca di layar komputer."
"Tetapi, ada pengendara di atas motor."
"Awalnya sulit karena mereka hanya tertarik pada angka."
"Tetapi, penting untuk membuat mereka memikirkan apa yang dikatakan pembalap."
"Ini telah menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih baik."
"Bagi saya, saya selalu berusaha melakukan yang terbaik."
"Saya memiliki kesempatan untuk bekerja dengan pembalap hebat seperti Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo, Casey, dengan siapa saya bekerja selama enam bulan, Andrea Iannone."
Baca Juga: Ducati Disebut Bisa Juara Dua Kali Setelah Casey Stoner dan Sebelum Francesco Bagnaia
"Mereka mencoba merekrut Jorge Lorenzo, seorang pembalap yang seharusnya membuat perbedaan, tetapi dia mengalami masalah."
"Setelah itu, mereka berinvestasi pada para pembalap dan cara itu berhasil," pungkas pembalap dengan nomor motor 51.
Ducati pun akhirnya mampu menuai hasilnya pada gelaran MotoGP 2023.
Melalui Francesco Bagnaia, pabrikan yang dipimpin oleh Claudio Domenicali ini akhirnya menjadi raja lagi di kejuaraan pembalap.
Kemenangan Bagnaia ini menjadi kelegaan tersendiri bagi Michele Pirro lantaran anggapan Ducati cuma bisa cepat dengan Casey Stoner telah terpatahkan.
Baca Juga: Pembalap MotoGP Ini Diklaim Tinggalkan Ducati dan Gabung KTM di Waktu yang Tepat