Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Petarung UFC, Justin Gaethje melontarkan sebuah pujian untuk Dustin Poirier yang bakal jadi lawannya di UFC 291.
UFC 291 akan menjadi ajang pertemuan Dustin Poirier dan Justin Gaethje.
Meski bakal bertemu sebagai lawan, Justin Gaethje tampak tak memiliki konflik panas dengan Dustin Poirier.
Ia bahkan sempat memuji Dustin Poirier terkait duelnya menghadapi Conor McGregor.
Gaethje mengaku senang melihat penampilan mengesankan Poirier yang berhasil membuat Conor McGregor jadi pecundang dua kali.
"Kalian tahu, dia adalah seekor anjing," tutu Gaethje.
"Apa yang telah dia lakukan pada McGregor beberapa pertarungan lalu, itu super mengesankan."
"Saya selalu suka melihat pria itu (McGregor) hancur, jadi pria ini adalah seekor anjing," tutur Gaethje.
Baca Juga: Sumpah Eks Rival Khabib Nurmagomedov, Janjikan Comeback Paling Hebat di Sejarah Olahraga Baku Hantam
Dustin Poirier memang telah memberikan mimpi buruk pada Conor McGregor di pertemuan terakhir mereka pada UFC 264.
Dalam duel tersebut, Poirier berhasil menang TKO atas Conor McGregor di ronde pertama pada Minggu, 11 Juli 2021 silam.
Kala itu, Poirier dinyatakan menang dengan penghentian dokter karena Conor McGregor tak bisa lagi melanjutkan pertarungan.
Kemenangan ini pun membuat Poirier tercatat telah dua kali menang TKO dan satu kali kalah dari McGregor.
Sebelumnya, ia sempat membuat McGregor kalah TKO dengan pukulan pada uFC 257.
Sementara di pertemuan pertama mereka pada 2014 silam, Poirier menerima kekalahan TKO lewat pukulan dari Conor McGregor.
Terlepas dari rekor mengesankan Poirier saat menghadapi Conor McGregor, Justin Gaethje juga menjadi sosok yang pernah dikalahkan Poirier.
Poirier tercatat membuat Gaethje menelan kekalahan pada 2018 silam di event UFC on Fox pada 14 April 2018.
Kala itu, Poirier menang via TKO lewat pukulan.
Meski begitu, Gaethje tampak percaya diri dan akan berusaha tampil sempurna dalam menghadapi Poirier di UFC 291 yang digelar Juli mendatang.
"Saya tahu saya harus tampil sempurna."
"Tidak perlu ada permusuhan, kami adalah dua atlet terbaik dan paling kejam dalam olahraga ini."
"Kami menyukai apa yang kami lakukan, kami menyukai pembantaian, dan kami berdua puas dengan apa yang akan kami lakukan," tambahnya.