Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Menjelang pertarungannya dengan Francis Ngannou, Tyson Fury mengakui bahwa dia tidak senang melihat Mike Tyson berada di kubu lawan sebagai salah satu pelatih.
Juara tinju kelas berat versi WBC, Tyson Fury, bakal tampil dalam sebuah pertarungan spesial pada 28 Oktober mendatang di Riyadh, Arab Saudi.
The Gypsy King akan menghadapi mantan juara kelas berat UFC, Francis Ngannou.
Walaupun tidak akan memperebutkan sabuk juara, laga ini berpotensi menghebohkan.
Seorang juara dunia tinju yang belum terkalahkan menghadapi debutan yang disebut-sebut memiliki pukulan terkuat di dunia.
Francis Ngannou tidak main-main dalam persiapannya untuk menghadapi Tyson Fury.
Dia bahkan mengikutsertakan Mike Tyson ke dalam tim pelatihnya.
Mike Tyson adalah seorang legenda di jagat tinju.
Baca Juga: Karena Hal Ini, Tyson Fury Sudah Alergi Lawan Oleksandr Usyk
Pernah menjadi juara dunia sejati, Si Leher Beton juga merupakan orang termuda yang pernah menjadi raja kelas berat.
Saking hebatnya, Tyson adalah sosok yang spesial bagi Fury.
Faktanya, nama Tyson Fury diambil dari Mike Tyson.
Ayah Fury memang menggunakan nama Tyson, yang pada saat The Gypsy King lahir pada 12 Agustus 1988 masih menjadi juara kelas berat.
Menurut sang ayah, Fury dinamai Tyson karena dia adalah "petarung" yang selamat dari kelahiran prematur.
Sekarang Fury akan menghadapi Tyson yang justru berdiri di pihak Ngannou.
Tyson Fury mengakui bahwa dia tidak suka melihat Mike Tyson menjadi pelatih lawannya itu.
"Saya pikir ini menyedihkan," kata Fury seperti dikutip dari Sky Sports.
Baca Juga: Bukannya Tambah Kuat, Ini Hasil Francis Ngannou Dilatih Mike Tyson
"Orang yang namanya dijadikan nama saya, seorang legenda, harus berdiri berseberangan dengan saya."
"Kemudian dia akan kalah dari saya, orang yang namanya menjadi inspirasi buat saya."
"Ini menyedihkan. Saya pikir dia seharusnya di sudut saya dan bukan di kubu lawan."
"Tetapi, bisnis adalah bisnis," lanjut Fury.
"Tidak peduli apa yang dia ajarkan kepada Ngannou, tidak peduli seberapa banyak dia sudah melakukan tinju."
"Semua orang punya rencana sampai mereka terpukul di kepalanya."
"Saya tidak ingat pasti siapa yang mengatakan hal itu."
"Tetapi, ujar-ujar itu benar. Semua orang memiliki rencananya sampai gigi mereka terpukul," pungkas petinju dengan rekor total 33 kali menang dan sekali imbang itu.