Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Salah satu rival sengit Indonesia, Vietnam kebingungan sendiri setelah melihat capaian mereka pada gelaran Asian Games 2022.
Harapan besar tentu saja mereka bawa pada pesta olahraga se-Asia ini.
Total 333 atlet mereka turunkan untuk menyabet medali sebanyak-banyaknya.
Pada akhirnya mereka nangkring di peringkat 21 dengan total perolehan 27 medali yang terdiri dari tiga emas, lima perak, dan 19 perunggu.
Jika dibandingkan dengan negara Asian Tenggara lainnya, Vietnam sudah seperti bocil ingusan.
Atlet-atlet dari Negeri Naga Biru harus mengakui keunggulan Singapura, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan juga Thailand.
Kurang sangarnya prestasi Vietnam ini ternyata membuat mereka bingung sendiri dan berusaha mencari-cari penyebabnya.
Kebingungan tersebut jelas beralasan sebab Vietnam biasanya bak raksasa mengerikan pada pesta olahraga se-Asia Tenggara atau SEA Games.
Sebagai contoh saja, Indonesia selalu dikalahkan Vietnam pada beberapa pergelaran.
Sejak SEA Games tahun 2003, mereka langganan menungguli wakil-wakil Merah-Putih.
Baca Juga: Pengakuan Menarik Tunggal Putri Terbaik China usai Digasak An Se-young di Final Asian Games 2022
Praktis hanya pada SEA Games 2011 kemarin saja Indonesia mampu mengalahkan Vietnam, itu pun saat berstatus sebagai tuan rumah.
Mantan Direktur Pengembangan Olahraga, Departemen Komisi Olahraga dan Latihan Fisik sekarang Departemen Olahraga dan Latihan Fisik, Nguyen Hong Minh merasa perolehan medali pada Asian Games 2022 perlu diapresiasi.
Namun, dia juga mengakui bahwa harusnya Vietnam bisa memanen lebih banyak medali lagi.
"Penting untuk diketahui bahwa Asian Games merupakan kompetisi sengit yang banyak diisi juara-juara Olimpiade," katanya. dilansir Juara.net dari Thanhnien.vn.
"Ada pula banyak juara dunia dari bulu tangkis, angkat beban, panahan, karate, menembak, gimnastik, dan juga sepak bola..."
"Saya menghormati semangat juang dan menghargai segala jerih payah atlet Vietnam,"
"Apresiasi khusus diberikan kepada atlet yang berprestasi di menembak, karate, sepak takraw, gimnastik, dan juga rowing."
"Catur pada sektor beregu campuran cukup diunggulkan. Sayang, kami tak bermain baik pada babak final dan akhirnya dapat medali perak."
"Olahraga Vietnam tak sesukses yang diharapkan. Kami memohon maaf pada para penggemar," sambung Nguyen.
Pada akhirnya, dana minim dijadikan kambing hitam.
Nguyen mengeluh soal sulitnya mendapatkan kucuran dana untuk mengembangkan atlet mereka.
Dia juga membandingkan negaranya dengan kompetitor lain seperti Thailand, Singapura, serta Indonesia.
"Jika memanfaatkan anggaran negara saja, kami takkan pernah bisa memenuhi kebutuhan pelatihan dan peningkatan kualitas atlet."
"Kami harus mensosialisasikan olahraga tersebut dengan baik agar dapat cukup uang untuk investasi."
"Thailand kuat di Taekwondo, itu semua berkat investasi mereka. Mereka bahkan kuat bukan hanya di Aisan Games tetapi juga Olimpiade."
"Mereka bahkan menggondol dua medali emas mengejutkan dari sektor golf."
"Indonesia tampil efektif dengan dua medali emas di cabang olahraga menembak. Filipina dan Singapura dapat medali di cabang atletik."
"Mereka menghabiskan banyak uang dan tenaga serta yang terpenting adalah visi strategi yang tepat untuk mendapatkan hasil."
"Kita belum seperti itu," sambungnya lugas.
Jika yang dibahas soal uang, maka kondisi Vietnam jadi lebih pelik lagi.
Hal itu yang setidaknya dirasakan oleh Direktur Jendral Departemen Umum Olahraga dan Kebugaran Jasmani, Dang Ha Viet.
"Jika olahraga mau kuat, maka mereka butuh sosialiasi yang baik," bedahnya.
"Tetapi, bisnis di Vietnam juga harus sehat. Bagi kami para pelaku olahraga, hal ini sungguh memusingkan."
"Kami harap ekonomi bakal menjadi lebih baik," imbuh Dang.
Baca Juga: Kegagalan Indonesia di Asian Games Disorot Media Malaysia, Begini Katanya