Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Rekan setim Marc Marquez, Joan Mir beberkan isi obrolannya dengan pembalap MotoGP lainnya, Fabio Quartararo.
Pria asal Spanyol itu mengaku mereka membahas kondisi aneh yang sedang sama-sama dialami.
Keduanya merupakan mantan juara dunia pada edisi musim sebelum-sebelumnya.
Seperti yang diketahui, Mir keluar sebagai juara MotoGP pada musim 2020.
Sementara itu, Quartararo jadi yang terbaik semusim setelahnya atau 2021.
Kedigdayaan kedua pembalap ini bak lenyap begitu saja pada pada musim 2023.
Sang pembalap asal Yamaha jauh lebih beruntung karena sempat naik podium pada seri Amerika Serikat, India, dan Indonesia.
Jangankan naik podium, Mir sangat sulit untuk sekedar menyelesaikan balapan.
Sepanjang musim ini, dia baru empat kali finis yakni pada seri Portugal, India, Jepang, dan Thailand.
Bagi pembalap asal Repsol Honda itu, kondisinya dan Quartararo cukup aneh.
Hal tersebut yang akhirnya menjadi bahasan obrolan mereka berdua.
"Saya sudah mengobrol dengan Fabio Quartararo," ujar Mir, dilansir Juara.net dari Motosan.es.
"Kami adalah dua juara dunia dan sama-sama sedang mengalami kondisi aneh."
"Anda bisa mengambil kesimpulan bahwa semua pembalap sedang melalui waktu yang kurang bagus."
"Kami sedang melalui waktu yang berat bersama Honda dan Yamaha," imbuhnya.
Mir sebenarnya percaya dengan hari baik yang akan mendatangi Honda.
Namun, dia juga realistis memikirkan kemungkinan pindah andai masih kesulitan untuk masuk lima besar.
"Saya sendiri tidak terlalu kaget Marc Marquez memilih hengkang," tuturnya.
"Tetapi, saya pikir Honda bisa kembali ke tempatnya."
Baca Juga: Lihat Perlakukan Honda pada Marc Marquez Baru-baru Ini, Dani Pedrosa Terheran-heran
"Soal Marc, saya pikir dia akan mencoba untuk jadi juara dunia di tim mana pun dia berada."
"Honda bakal berada di atas lagi, karena jika saya tidak berpikir seperti itu, maka kondisi tersebut takkan terjadi."
"Saya percaya dengan proyek ini. Tetapi, bukan untuk proyek jangka cepat."
"Saat saya sudah melihat tidak ada peluang masuk lima besar, maka kami bisa mencobanya."
"Pada akhirnya, kami akan berjuang terus tetapi di satu sisi juga harus realistis," sambungnya.