Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Jagoan UFC asal Indonesia, Jeka Saragih, mengungkapkan alasan mengapa dia bertarung di kelas yang asing dalam debutnya.
Jeka Saragih tampil gemilang dalam debutnya di UFC Vegas 82 pada 18 November lalu.
Petarung kelahiran Simalungun, Sumatra Utara, itu hanya butuh waktu sekitar satu setengah menit untuk menidurkan Lucas Alexander.
Berkat performa hebat itu, jagoan UFC pertama dari Indonesia ini memperoleh bonus Performance of the Night.
Yang menarik, kemenangan tersebut didapatkan jagoan bertinggi badan 173 cm itu di bobot yang sebetulnya asing buat dirinya.
Di UFC Vegas 82, Jeka diagendakan bertarung di kelas bulu.
Padahal, selama ini dia dikenal sebagai petarung kelas ringan.
Baik ketika berkompetisi di One Pride MMA maupun Road to UFC, Jeka selalu bertarung di kelas 70 kg.
Dalam wawancara eksklusif bersama Juara.net, pemilik rekor 14-3 ini menjelaskan alasan mengapa dia pindah ke kelas bulu.
Menurut Jeka Saragih, keputusan beralih ke kelas bulu ini diambil setelah berdiskusi dengan tim.
Baca Juga: Cara Menarik Jeka Saragih Serap Ilmu dari Calon Lawan Musuh Terkutuk Khabib
Kelas bulu dianggap lebih pas bagi Jeka jika melihat postur tubuh dan jangkauannya.
"Saya turun ke kelas bulu ini karena memang setelah berdiskusi dengan manajemen dan tim," kata Jeka dalam sesi wawancara di kantor Mola di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
"Saya ini cocoknya di mana, memang cocoknya di kelas bulu."
"Kami bahkan juga sempat mendiskusikan kemungkinan saya bertarung di kelas bantam."
"Melihat postur saya, sangat jauh jika dibandingkan petarung kelas ringan UFC."
"Jangkauan saya juga cocoknya di situ, di kelas 60 kg kalau tidak 65 kg."
"Jadi oke saja, saya coba di 65 kg dulu," kata Jeka.
Dari tinggi badan saja, petarung berjulukan Si Tendangan Maut ini memang terlihat lebih kecil jika dibandingkan jagoan-jagoan kelas ringan UFC.
Islam Makhachev misalnya, bertinggi badan 178 cm sedangkan Justin Gaethje malah 180 cm.
Karena memutuskan turun ke kelas bulu, tentu saja menurunkan berat badan menjadi tantangan sendiri bagi Jeka.
"Susah sekali menurunkan berat badan," lanjutnya.
"Saya masuk sauna, setelah itu masuk ke alat seperti dibungkus."
"Sangat menderita, badan bisa sampai bergetar-getar, kram-kram."
"Tetapi, prosesnya dijaga betul sehingga pada akhirnya aman-aman saja," pungkas jagoan yang mulai berkarier di MMA profesional pada 2016 ini.
Dalam sesi penimbangan badan menjelang UFC Vegas 82, Jeka berhasil memenuhi bobot yang dibutuhkan.
Lawannya, Lucas Alexander, gagal melakukan hal yang sama sehingga pertarungan akhirnya digelar di kelas tangkapan 67 kg untuk mengikuti bobot sang rival.