Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Islam Makhachev sepertinya harus memikirkan kembali niatnya menjarah kelas welter UFC.
Rekan seperguruan Khabib Nurmagomedov itu memang penasaran dengan kelas welter.
Dia berniat mengawinkan gelar dan jadi juara di dua kelas berbeda.
Tentu siapa yang tak ingin menggondol status tersebut?
Di UFC, tidak banyak petarung yang bisa melakukannya.
Sang mentor sekali saudara seperguruan, Khabib juga belum pernah menyabet dua gelar sekaligus.
Namun, Makhachev sepertinya harus memikirkan kembali niatnya.
Sebuah lampu kuning tanda bahaya dinyalakan oleh pelatih MMA, Sergey Torosyan.
Pelatih dari Arman Tsarukyan itu merasa kelas ringan adalah tempat yang paling pas untuknya.
"Makhachev adalah jagoan kami, kompatriot kami," ucapnya, dilansir Juara.net dari Sport-Express.ru.
"Saya memperlakukan dia dengan hangat dan tidak akan melemparnya ke marabahaya."
"Tetapi, saya pikir kelas lain itu bukan untuk dia."
"Dia harus tetap di kelas ringan dan mempertahankan gelar juara."
"Merebut sabuk juara kedua adalah hal yang berat," sambung Torosyan.
Menjarah kelas lainnya memang bukan perkara yang mudah dilakukan.
Makhachev bahkan pernah melihat sendiri betapa beratnya usaha Volkanovski yang dua kali mentok saat bertaruh di kelas ringan.
Hal ini lantas disoroti oleh Torosyan.
Menurutnya, petarung kelas welter juga punya kengerian lain yang tak seharusnya dicoba sang rekan seperguruan Khabib.
"Soal Volkanovski, ada kesulitan dalam hal kontrol dan membalikkan serangan," ujarnya.
Baca Juga: Satu Hal dari Oleksandr Usyk yang Bikin Tyson Fury Bakal Menang Lewat Jalur Mudah
"Ya, mungkin dia memang tidak dalam kondisi terbaiknya."
"Hal ini menunjukkan bahwa di kelas welter juga ada masalah yang sama."
"Di satu sisi, di duel atas Anda juga tidak bisa menekan karena masalah besar tubuh."
"Para petarung kelas welter sudah pasti punya pukulan yang lebih keras, fisiknya lebih kuat, serta punya kuda-kuda yang berbeda."
"Tidak perlu repot-repot ke sana."
"Saya tidak bilang bahwa dia bakal langsung kalah."
"Tetapi, peluangnya lebih rendah dari berduel di kelasnya sendiri," tutup Torosyan.