Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Petarung UFC, Colby Covington agaknya tak terima dengan kekalahannya baru-baru ini di UFC 296.
Colby Covington datang ke UFC 296 dengan percaya diri, petarung satu ini yakin dirinya bisa merebut gelar juara dari Edwards.
Selain itu, ia juga membuat Leon Edwards tersulut dengan omongannya yang membawa-bawa nama mendiang ayah sang petarung.
Namun, setelah serangkaian provokasi yang diucapkannya untuk menyerang mental Edwards, Colby Covington berakhir kalah dalam duelnya di UFC 296.
Colby Covington dinyatakan kalah dari Leon Edwards dalam pertarungan lima ronde lewat keputusan angka 49-46, 49-46, 49-46.
Meski begitu, Covington tampak tak terima dengan keputusan juri.
Ia merasa bahwa dirinya lebih pantas menang ketimbang Edwards dalam pertarungan tersebut.
Baca Juga: Kena Karma, Colby Covington Kapok Sesumbar Juara dan Cari Aman Incar Petarung Kalahan
Menurutnya, ronde tiga, empat dan lima adalah miliknya karena di tiga ronde itu ia merasa melakukan banyak hal dan tak menerima serangan berarati dari Edwards.
"Saya pikir ronde ketiga, keempat, dan kelima adalah milik saya."
"Ronde kelima menjadi milik saya dengan mudah, ronde keempat saya kira juga milik saya, dan saya kira saya telah melakukan cukup banyak hal pada ronde ketiga."
"Ia tidak menyarangkan serangan ke arah saya, ia mendapatkan beberapa tendangan rendah, namun saya mulai memeriksanya di akhir ronde."
"Maka, saya kira saya sudah menang, saya kira saya sudah melakukan cukup banyak hal," tutur Covington.
Ia pun lantas merasa bahwa kekalahannya ini terjadi karena rasa tidak suka juri padanya karena is politik.
"Namun para juri tidak pernah menyukai saya."
"Mereka membenci saya karena saya mendukung Trump, dan semua orang membenci Trump di gedung ini. Jadi, begitulah adanya," terangnya.
Baca Juga: UFC 296 - Provokasi Colby Covington Gagal Serang Mental Leon Edwards : Dia Hanya Memainkan Karakter
Walau tak sepenuhnya menerima keputusan juri, Covington tampak sudah siap menantang sosok baru yakni Stephen Thompson.