Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Kisah menarik di balik perekrutan Si Bocah Ajaib, Pedro Acosta dikuak Bos KTM, Pit Beirer.
Pembalap berusia 19 tahun tersebut naik ke kelas MotoGP dan bergabung dengan GASGAS Tech3 KTM.
Dia bakal bahu-membahu dengan Augusto Fernandez mulai musim 2024.
Menariknya, kedatangan Acosta sedikit tidak diduga oleh Beirer.
Si Bos KTM sebenarnya yakin bahwa pembalap asal Spanyol itu akan naik ke MotoGP.
Namun, dia dan tim tidak menyangka akan terjadi secepat ini.
Acosta tercatat hanya butuh tiga tahun saja untuk promosi ke kelasnya para raja.
Dia menghabiskan satu tahun di Moto3 dan dua tahun pada kelas Moto2.
Selama tiga tahun itu, dia berhasil menjadi juara di masing-masing kelas tersebut.
Baca Juga: Yakin Bakal Bersinar, Augusto Fernandez Bersyukur GASGAS Punya Pedro Acosta
"Saat ini tekanannya tidak sebesar yang saya rasakan saat mengurus Pedro Acosta," tutur Beirer, dilansir Juara.net dari Motosan.es.
"Dia melompati kelas dengan gila."
"Dan dia mengetuk pintu lebih cepat satu sampai dua tahun."
"Jadi, saya pikir sekarang kami sudah punya paketan terbaik untuk pembalap."
"Sekarang kami hanya akan sedikit melihat bursa transfer saja," tambahnya.
Menariknya, Beirer mengaku sampai pusing memikirkan Acosta.
Pasalnya KTM memang sedang punya komposisi pembalap yang bagus.
Kedatangan Si Bocah Ajaib bahkan sampai membuat Pol Espargaro tersisih dan menjadi pembalap penguji.
Baca Juga: Marc Marquez ke Ducati Tak Bikin Keder, Augusto Fernandez Pede KTM Makin Gacor
Tidak mau kebingungan lagi, Beirer akhirnya mengambil langkah tegas yakni tak mau merekrut pembalap.
Dia yakin amunisi pembalapnya sudah sangat baik.
"Saya akan beri garansi bahwa saya takkan merekrut pembalap kelima sampai kami punya tim ketiga atau salah satu pembalap memutuskan pergi," tegasnya.
"Jadi, benar bahwa kami telah membuat situasi jadi tidak nyaman untuk kami."
"Tetapi, saat diruntut baik-baik, Anda akan tahu alasannya."
"Yang jelas, itu membuat sakit kepala."
"Saya tak mau melewati skenario semacam ini terlalu sering. Jadi, kami sekarang berada di depan bukan untuk membuat perubahan."
"Karena kami percaya dengan pembalap yang kami miliki," imbuh Beirer.