Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Dalam sejarah hari ini 36 tahun yang lalu, sebuah film yang kemudian menginspirasi UFC dan olahraga bela diri campuran dirilis.
UFC menggelar ajang pertamanya pada tahun 1993 dan bela diri campuran atau MMA juga mulai populer pada awal 1990-an.
Film Bloodsport berperan besar dalam berkembangan MMA di dunia.
Dirilis pada sejarah hari ini, 26 Februari 1988, Bloodsport yang dibintangi oleh aktor laga Jean-Claude van Damme adalah panggung bela diri campuran yang sesungguhnya.
Film ini bercerita tentang Frank Dux, seorang tentara Amerika Serikat yang berkompetisi dalam turnamen bela diri full-contact bernama Kumite di Hong Kong.
Dalam Kumite, semua jenis bela diri bisa ikut serta menjadi partisipan.
Masing-masing petarung membawa bela dirinya sendiri untuk beradu dengan lawan.
Frank Dux sendiri punya bekal bela diri ninjutsu.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Adu Jagoan Perempuan Pertama di UFC, Ronda Rousey Terlalu Kuat
Dalam perjalanan menjadi juara Kumite, dia bertemu rival-rival dengan bermacam-macam ilmu bela diri.
Ada kung fu, karate, taekwondo, gulat, Muay Thai, bahkan sumo dan jurus monyet dari Afrika.
Konsep bertarungnya para jagoan dengan bela diri berbeda-beda di film Bloodsport inilah yang coba diwujudkan oleh UFC.
Dalam gelaran UFC 1 pada 1993, ada banyak jenis bela diri yang dipentaskan.
Ada jiu-jitsu, shoot fighting, karate, sumo wrestling, tinju, dan kickboxing.
Seperti Kumite di film Bloodsport, juga tidak ada batasan berat badan di UFC 1.
Di Bloodsport, Dux yang tampak seperti petarung kelas menengah sempat berhadapan dengan Pumola, jagoan sumo yang pastinya masuk kelas berat.
Di UFC 1, juga ada duel karate vs sumo antara Gerard Gourdeau melawan Teila Tui.
Karakter Frank Dux di film Bloodsport bukan tokoh rekaan tetapi benar-benar ada.
Cerita Bloodsport didasari oleh klaim Dux tentang kiprahnya menjadi juara Kumite.
Walaupun kebenaran klaim itu bisa diperdebatkan, sosok Dux tetap dianggap sebagai ahli bela diri tulen yang sempat coba diajak untuk berpartisipasi di UFC 1.
Dux sempat diajak tampil sebagai peserta UFC 1 tetapi dia menolak.
Proposal menjadi komentator UFC 1 juga tidak diiyakan oleh Dux.
Dalam perkembangan UFC, pertarungan antara jagoan-jagoan dengan bela diri berbeda seperti yang terjadi di film Bloodsport tidak berlanjut.
Peraturan yang berbeda dan gengsi masing-masing bela diri menjadi alasan konsep itu sulit untuk diteruskan.
Akhirnya, bela diri yang dipertandingkan UFC berkembang menjadi MMA seperti sekarang.
Bukan lagi petarung-petarung yang menguasai bela diri berbeda-beda, UFC kini diikuti oleh para jagoan dengan kemampuan bela diri yang dicampur dari berbagai disiplin.