Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Jorge Martin menguak apa yang dia pikirkan saat menyaksikan insiden Francesco Bagnaia vs Marc Marquez di MotoGP Portugal 2024.
Martinator sendiri berhasil menyelesaikan balapan Minggu (24/3/2024) di posisi pertama.
Melesat di depan, dia tak terkejar oleh Enea Bastianini yang finis kedua.
Saat asyik menggeber sepeda motor, Martin sempat menyaksikan insiden Bagnaia vs Marquez dari layar sirkuit.
Kedua rivalnya tersebut terlibat kontak di tikungan ke-5.
Atas kecelakaan ini, mereka berdua terpaksa rehat lebih cepat padahal balapan tinggal menyisakan tiga putaran saja.
Martin pun menguak apa yang dipikirkan saat melihat hal tersebut.
Pembalap asal Spanyol itu menjelaskan bahwa dirinya jadi semakin termotivasi untuk menyelesaikan balapan.
"Soal insiden tersebut, saya melihatnya di layar," ungkap Martin, dilansir Juara.net dari Crash.net.
Baca Juga: Begini Komentar Marc Marquez Usai Insiden dengan Francesco Bagnaia di MotoGP Portugal 2024
"Saat itu, saya langsung berpikir: 'Oke, Anda harus 100 persen finis'."
"Saya agak melambat pada beberapa tikungan. Tetapi, saya kembali menguatkan diri karena saya harus menang."
"Tidak penting di mana posisi saya, yang penting harus finis. Tikungan tersebut memang cukup sulit ditaklukan."
"Yang jelas, itu adalah bagian dari balapan," tambahnya.
Martin tak sanggup menutupi rasa senangnya karena bisa menangi balapan.
Tambahan poin di Portugal membuatnya kini menjadi pimpinan sementara di klasemen.
Martinator tercatat unggul 22 poin dari pembalap posisi kedua, Brad Binder.
Sementara itu, Bagnaia yang sebelumnya merajai terdepak ke posisi empat.
"Saya bangga dengan kinerja kami sepanjang pekan ini," ujarnya.
"Saya tahu betul bahwa menggunakan ban belakang medium akan banyak membantu saya."
"Saya sangat berkomitmen untuk memimpin balapan."
"Saya tahu bahwa berada di depan adalah kunci pada balapan kali ini."
"Berada di depan saat putaran pertama merupakan kunci untuk menangi balapan. Saya bisa memanajemen ban belakang dan membuat jarak kecil."
"Saat saya memberikan tekanan lebih besar, saya sadar bahwa jaraknya tak terlalu berubah."
"Meski begitu, ada margin jarak yang terus melebar. Setelah jaraknya tujuh detik, saya lebih santai. Saya tahu bahwa itu adalah jarak yang pas agar tak bisa dikejar," imbuh Martin.