Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hasil Tinju Dunia - Tidak Boleh Juara, Ryan Garcia Robohkan Devin Haney 3 Kali

By Dwi Widijatmiko - Minggu, 21 April 2024 | 12:13 WIB
Devin Haney tampil dalam laga pertama mempertahankan sabuk juara tinju kelas ringan super WBC dengan melawan Ryan Garcia, Minggu (21/4/2024) WIB di Las Vegas. (TWITTER @CSTODAYNEWS)

JUARA.NET - Ryan Garcia menang angka setelah membuat Devin Haney dihitung wasit 3 kali tetapi dia tidak bisa merebut sabuk juara tinju kelas ringan super WBC.

Juara dunia tinju kelas ringan super WBC, Devin Haney, tampil mempertahankan gelarnya menghadapi Ryan Garcia, Minggu (21/4/2024) WIB di Las Vegas.

Laga ini adalah kesempatan pertama bagi Haney untuk mempertahankan sabuk juara yang direbutnya pada tahun lalu setelah mengalahkan Regis Prograis.

Petinju berusia 25 tahun ini juga mempertahankan rekor tak terkalahkannya yang kini berdiri di angka 31-0.

Sementara itu, Garcia adalah penantang peringkat 6 di kelas ringan super WBC.

Pernah menjadi juara interim di kelas ringan WBC, rekor Garcia sudah cacat dengan catatan 24-1.

Dia pernah kalah KO dari juara kelas ringan WBA, Gervonta Davis, pada tahun lalu.

Kekalahan itu membuat Ryan Garcia dianggap tidak bisa bersaing di level top.

King Ryan bahkan disebut hanya seorang petinju yang mendapatkan ketenarannya di media sosial.

Dulu video-video Garcia mempertontonkan kekuatan pukulannya dengan memukuli selebritas yang memakai pelindung tubuh memag banyak beredar.

Duel melawan Devin Haney pun menjadi ujian bagi Garcia apakah dia benar-benar mampu bersaing dengan petinju-petinju terbaik.

Sayangnya bagi Garcia, menjelang pertarungan ini dia menodai reputasinya sendiri.

Banyak yang menganggap dia tidak mempersiapkan diri dengan selayaknya.

Sekali lagi, Garcia justru banyak beraksi di media sosial dengan berkicau soal berbagai teori konspirasi.

Keraguan soal kesiapan Garcia juga muncul dari kegagalan dia memenuhi batas berat badan.

Pada sesi penimbangan, King Ryan berbobot 65,1 kg yang berarti hampir 2 kg di atas limit kelas ringan super (63,5 kg).

Akibatnya, Garcia harus memberikan 600 ribu dolar AS (9,7 miliar rupiah) dari bayarannya kepada Haney.

Itu belum termasuk kesepakatan pribadi di antara Ryan Garcia dan Devin Haney.

Garcia setuju membayar 500 ribu dolar AS kepada Haney untuk setiap pound (0,45 kg) kelebihan berat badannya dari batas bobot.

Kalau ditotal, berarti Garcia juga harus menyerahkan 1,5 juta dolar AS akibat kalah taruhan dari Haney akibat gagal memenuhi batas berat badan.

Bukan itu saja, Ryan Garcia juga dipastikan tidak bisa memenangi sabuk juara yang diperebutkan.

Kalau Devin Haney mengalami kekalahan, maka sabuk itu akan dikosongkan.

Ronde 1, Garcia lebih banyak mengambil inisiatif menyerang.

Pukulan kiri Garcia mengenai dan menyakiti Haney yang langsung melakukan clinch.

Haney bisa bertahan dan melancarkan jab-jab untuk menutup ronde.

Ronde 2, sang juara bertahan balas menekan dengan jab-jab yang sesekali dikombinasi pukulan keras.

Ronde 3, Devin Haney tampak mengendalikan pertarungan dengan pukulannya sering mengena.

Garcia protes kepada wasit karena merasa Haney melontarkan sebuah low blow.

Akan tetapi, jab-jab Haney terlalu cepat dan cukup merepotkan sang penantang.

Ronde 4, jab-jab Haney terus menghadirkan problem buat Garcia.

Kecepatan pergerakan petinju berjulukan The Dream itu juga tidak bisa diimbangi King Ryan.

Satu pukulan kiri Haney masuk, dibalas Garcia dengan pukulan kanan.

Ronde 5, Garcia mencoba melancarkan pukulan-pukulan kerasnya tetapi Haney mengelak dengan mudah.

Sang penantang justru terus menerima pukulan.

Haney berusaha memasukkan pukulan keras tetapi Garcia segera merangkul.

Ronde 6, Garcia mendaratkan satu pukulan keras di tengah kombinasi banyak serangannya.

Tetapi, jab-jab Haney segera memojokkan King Ryan.

Haney mendapatkan peringatan dari wasit untuk pukulan yang mengenai bagian belakang kepala lawan.

Sampai separuh jalan pertarungan, Ryan Garcia kelihatannya hanya memenangi ronde pertama sedangkan Devin Haney menguasai sisanya.

Ronde 7, ketika Haney tampak di atas angin, Garcia tiba-tiba meledak.

Dia mendaratkan pukulan kiri disusul kanan yang membuat sang juara roboh!

Haney bisa bangkit tetapi Garcia segera menyerbunya.

Wasit mengurangi poin Ryan Garcia karena tetap memukul saat sudah dipisahkan.

Pukulan Garcia mendarat lagi dan Haney berlutut tetapi wasit tidak menyatakannya sebagai sebuah knockdown.

Garcia terus menekan dan Haney harus bertahan habis-habisan di sisa ronde.

Ronde 8, Devin Haney bangkit dari horor di ronde sebelumnya.

Dia awalnya menerima beberapa pukulan King Ryan.

Namun, Haney kemudian berbalik memojokkan Garcia untuk mendaratkan beberapa serangan.

Ronde 9, Agresivitas Garcia menurun dan Haney memanfaatkan peluang.

The Dream mendaratkan sejumlah pukulan yang pastinya menghasilkan poin.

Di akhir ronde, Garcia mencoba memasukkan uppercut tetapi tidak mengena telak.

Ronde 10, pukulan-pukulan keras kembali dimunculkan Garcia dan Haney dibuat jatuh lagi!

Haney berusaha menyelamatkan diri dengan banyak merangkul Garcia.

Ronde 11, mencium bau kemenangan KO, Ryan Garcia menyerbu Devin Haney.

Pukulan-pukulan sang penantang banyak yang mengena.

Garcia sukses membuat Haney mendapatkan hitungan dari wasit lagi!

Akan tetapi, The Dream masih bisa bertahan untuk menyelesaikan ronde.

Ronde 12, Haney mencoba kembali melancarkan jab-jab.

Garcia tidak menyerang dengan frontal lagi, boleh jadi karena merasa sudah unggul dalam pengumpulan angka.

Ryan Garcia ternyata memang dinyatakan menang angka mayoritas 112-112, 114-110, 115-109.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P